LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN II
PERKEMBANGAN KATAK
OLEH:
NAMA : ISNAINI
FAUZIYAH
NIM : 08041181320022
KELOMPOK : TUJUH
ASISTEN : RAHMAT PRATAMA
LABORATORIUM ZOOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Telur katak yang telah
mengalami fertilisasi akan mengalami tahap pembelahan. Tipe pembelahan telur
Rana sp adalah holoblastik anequal dimana pembelahan pertama merupakan bidang
vertikal kutub anima atau polus anequal dimana
pembelahan pertama merupakan bidang vertikal dari kutub anima atau polus animalis ke kutub vegetatif atau polus vegetativus. Melalui daerah
abu-abu hingga menghasilkan dua sel. Kemudian disusul oleh pembelahan kedua
yaitu suatu bidabg vertikal yang tegak lurus pada bidang pembelahan pertama sehingga membentuk empat
sel. Bidang pembelahan selanjutnya merupakan bidang horizontal yang tegak lurus
bidang pembelahan sebelumnya, lebih dekat ke kutub anima sehingga sel yang
dihasilkan tidak sama besar (Tim Penyusun, 2014).
Fase
fertilisasi merupakan proses penggabungan atau peleburan sel kelamin jantan dan
sel kelamin betina yang membentuk zigot. Peleburan dua sel kelamin ini meliputi
inti dan sitoplasma. Pada kebanyakan fertilisasi, bagian kepala spermatozoon
sampai bagian tengah (middle piece) masuk ke dalam telur. Sitoplasma
spermatozoon sangat sedikit melebur dengan ooplasma yang dapat menyebabkan
aktifasi telur untuk berkembang. Penggabungan cairan inti dan sitoplasma
menyebabkan perubahan fisiologis yang menunjang proses fertilisasi (Setiawan, 2002).
Sperma
dan sel telur yang menyatu selama fertilisasi atau pembuahan, menghasilkan jenis sel yang
sangat terspesialisasi yang dihasilkan melalui serangkaian peristiwa
perkembangan yang kompleks dalam testes dan ovarium induk. Fungsi utama
fertilisasi adalah untuk menyatukan kumpulan kromosom haploid dari dua individu
menjadi sebuah sel diploid tunggal, yaitu zygot. Fungsi kunci lain adalah
aktivasi sel telur , kontak sperma dengan permukaan sel telur mengawali reaksi
metabolik di dalam sel telur yang memicu permulaan perkembangan embrio itu.
Tubuh manusia tidak akan tumbuh lagi sepesat pertumbuhan saat berada didalam
rahim ibu. Sel tunggal dari telur yang dibuahi membagi diri miliaran kali. Jika
pertumbuhan sesudah kelahiran yang
berlangsung
dengan kecepatan
sama seperti sebelumnya (Parker,
2001).
Fertilisasi diikuti oleh tiga tahapan
berturut-turutyang mulai membangun tubuh hewan itu. Pertama, pembelahan sel
jenis khusus, yang disebut dengan pembelahan atau cleavage
yang menciptakan embrio multiseluler, atau
blastula, dari zygot. Tahapan kedua gastrulasi, menghasilkan embrio berlapis
tiga yang disebut sebagai gastrula. Tahapan ketiga, yang disebut organogenesis,
membangkitkan organ rudimenter yang akan tumbuh menjadi struktur dewasa.
Pertumbuhan sebenarnya adalah membuat sel-sel lebih banyak, bukan membuat lebih
besar. Sel-sel secara tidak langsung terlibat didalam produksi gamet untuk
reproduksi memperbanyak diri melalui pembelahan membentuk salinan-salinan
mereka sendiri (Campbell, 2004).
Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) telah kita rasakan sekarang ini. Tidak hanya dalam hal kebutuhan hidup sehari-hari,teknologi
telah banyak membantu manusia dalam melakukan aktivitasnya setiap hari. Semua
jadi serba mudah jika kita mampu memanfaatkan teknologi tersebut. Selain
itu,teknologi juga telah merambat sampai pada hal-hal yang bersifat dasar,
yakni pada sistem reproduksi atau
pada proses memperbanyak dan mengubah organisme.
Contohnya adalah rekayasa genetika, mutasi, perubahan
bentuk dan model wajah, perubahan atau transformasi alat
kelamin dan yang tak kalah hebohnya adalahteknologi
bayi tabung dan fenomena reproduksi dengan proses kloning.Walaupun telah
disadari bahwa untuk dapat mempertahankan jenisnya. Maka setiap organisme
harus berkembangbiak atau bereproduksi (Setiawan, 2002).
1.2 Tujuan praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk
mempelajari tingkatan perkembangan telur katak (Rana sp) dari tingkatan
fertilisasi, segmentasi, sampai menjadi larva, serta untuk mempelajari
perkembangan dalam tubuh embrio, juga mengenai proses yang terjadi yaitu
blastulatio, gastrulatio, neuralatio, dan organogenesis (preparat awetan atau
section).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Katak
merupakan hewan vetebrata yang termasuk dalam kelas amphibi. Kelompok ampibi
ini merupakan jenis hewan ovivar. Katak jantan dan katak betina tidak
memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh.
Pada saat kawin katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu
katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak
betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air dengan
menyemprotkan sel-sel gametnya keluar tubuh (frandson,1992).
Setiap ovum yang keluar akan dilapisi selaput
telur (membrane vitelin). Sebelumnya ovum katak yang telah matang dan berjumlah
sepsang akan ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovun dilanjutkan melalui
oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat kantung
yang mengembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina
terpisah dengan ureter. Oviduknya berkelok-kelok dan bermuara pada kantong
kloaka (Campbell, 2002).
Embriogenesis
adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan tahapan
perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis
meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis
disebut sebagai sel embriogenik.Secara umum, sel embriogenik tumbuh dan
berkembang melalui beberapa fase (Setiawan,
2002).
Amphibia
mempunyai ciri-ciri yang tubuh
diselubungi oleh kulit berlendir, ia merupakan tipe hewan-hewan berdarah dingin (poikiloterm),
mempuyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu
bilik, mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput
renang yang terdapat diantara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk
melompat dan berenang, matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membran
niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam, pernafasan pada saat masih
kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernafasannya berupa paru-paru dan
kulit yang hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk kedalam rongga
mulut ketika menyelam, dan berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan
dibuahi oleh yang jantan diluar tubuh induknya atau pembuahan eksternal
(Djuhanda, 1982).
Amphibia memiliki habitat utama pada hutan primer atau hutan yang
masih belum terganggu oleh campur tangan manusia, beberapa hidup di hutan
primer seperti Philautus sp, di hutan rawa biasanya banyak ditemukan spesies
tumbuhan jelutung Dyera cotulata, di sungai besar, adanya air mengalir secara
terus-menerus, dasar sungai batu-batu dan berpasir. Biasanya ditemukan Bufo asper,
Rana hosii, di sungai sedang juga ditemukan Bufo asper. Selain itu juga
terdapat di anak sungai seperti Rana signata dan ada juga pada kolam serta
danau seperti Rana erythraea (Iskandar, 2003).
Katak
memiliki beberapa kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur
dan mengontrol fungsi-fungsi tubuh,
merangsang baik yang bersifat mengaktifkan atau mengerem pertumbuhan,
Mengaktifkan beracam-macam jaringan dan berpengaruh pada tingkah laku mahluk.
Pada dasar otak terdapat glandula pituitaria, bagian anterior ini
pada larva menghasilkan hormon pertumbuhan. Hormon ini mengontrol pertumbuhan
tubuh terutama panjang tulang. Pada katak dewasa bagian anterior glandula
pituitaria ini menghasilkan hormon yang merangsang gonad untuk menghasilkan
sel kelamin. Bagian tengah akan menghasilkan hormone intermedine yang mempunyai
pebufon dalam pengaturan kromotofora dalam kulit (Campbell,
2002).
Fertilisasi
diikuti oleh tiga tahapan berturut-turutyang mulai membangun tubuh hewan itu.
Pertama, pembelahan sel jenis khusus, yang disebut dengan pembelahan (cleavage), menciptakan embrio
multiseluler, atau blastula, dari zygot. Tahapan kedua gastrulasi, menghasilkan
embrio berlapis tiga yang disebut sebagai gastrula. Tahapan ketiga, yang
disebut organogenesis, membangkitkan organ rudimenter yang akan tumbuh menjadi
struktur dewasa (Campbell,
2004).
Sel telur
mempunyai dua kutub, yaitu kutub animal
dan kutub vegetal. Pada kodok atau
katak, kedua kutub ini dapat dibedakan, karena kutub animal berpigmen dan pada
kutub vagetal ada kuning telur (yolk). Pada sel telur mamalia, tempat
benda kutub dilepaskan merupakan kutub animal. Pada sel telur ayam yang sedang
berkembang didalam ovarium, kutub animal adalah ditempat oosit bertaut dengan
jaringan ovarium. Kedua kutub tersebut mempunyai hubungan definitif dengan
susunan tubuh embrio dikemudian hari. Pada amfioxus, kutub animal menjadi
bagian ventro-anterior embrio, sedangkan pada kodok atau katak menjadi bagian
anterior embrio (Sukra,
2000).
Pembelahan secara
terus menerus menghasilkan sebuah bola sel padat yang
disebut morula. Pada tahap ini mengacu
pada permukaan berlobus pada embrio. Suatu rongga yang penuh cairan yang
disebut balstosel (blastocoel) terbentuk didalam morula,
dan menghasilkan tahapan perkembangan bola berlubang yang disebut blastula. Pada bulu babi, blastosel itu
terletak ditengah blastula, sedangkan pada katak, karena pembelahan yang tidak
sama, blastosel berada dibagian belahan animal (Campbell,
1999).
Tiga
lapisan germinal pada telur akan berkembang menjadi rudimen menjadi organ-organ
selama proses organogenesis. Tiga
jenis perubahan morfogenik seperti
pelipatan, pemisahan, dan pengelompokan padat (kondensasi) sel-sel, adalah
bukti pertama pembentukan organ. Organ yang pertama-tama mulai terbentuk
padaembrio katak dan kordata lain adalah tabung neuron dan notokord, batang
skletal yang merupakan ciri khas embrio kordata (Campbell, 2004).
Notokord
berfungsi sebagai pusat dan disekitarnya akan ada sel-sel mesodermal yang
mengumpul dan membentuk vertebra Kuning telur (yolk) terdapat paling berlimpah
dan mempunyai pengaruh yang paling jelas pada pembelahan sel telur burung,
reptilia, banyak jenis ikan dan serangga. Pada burung, misalnya, bagian sel
telur yang yang umumnya disebut kuning telur sesungguhnya adalah sel telur itu
sendiri (ovum), yang membengkak dengan nutrient kuning telur. Sel besar ini dikelilingi oleh larutan yang
kaya protein (putih sel telur) yang akan menyediakan nutrient tambahan bagi
embrio yang sedang berkembang itu. Pembelahan sel telur yang terfertilisasi itu
hanya terbatas pada cakran kecil sitoplasma yang bebas kuning telur pada kutub
animal sel telur itu (Campbell, 2004).
Proses
perkembangan meliputi pertumbuhan, diferensiasi, metabolisme interaksi sel,
pergerakan sel (migrasi sel). Proses perkembangan suatu organ pada umumnya
mengalami paling tidak tiga proses tersebut diatas. Perkembangan organ juga
memerlukan proses interaksi sel, sementara organ lain tanpa mengalami proses
interaksi sel, tetapi harus terjadi proses pergerakan sel untuk membentuk organ
yang normal Jenis hewan seperti ikan,
reptilia, dan burung, memiliki bagian
kuning telur (yolk) yang akan menjadi
bagian ventral tubuh embrio. Poleritas sel telur tidak terbatas pada adanya kedua
kutub, tetapi dari stratifikasi bahan-bahan yang ada didalam sitoplasma
(Slamet, 2002).
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Jum’at, tanggal 20
Oktober 2014, pukul 13.15 sampai dengan 16.00 WIB, bertempat di
Laboratorium Fisiologi Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.
3.2.
Alat dan Bahan
Preparat Basah
Alat yang digunakan pada praktikum ini
adalah botol flakon, gelas arloji, loop atau binokuler loop, dan pipet tetes.
Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah aquades, formalin 4 %, foto seri
perkembangan telur katak, dan telur katak stadium belum dibuahi-stadium larva.
Preparat Awetan
Alat yang digunakan pada praktikum ini
adalah mikroskop, sedangkan bahan yang digunakan yaitu preparat awetan
penampang sagittal atau frontal gastrula, preparat awetan penampang sagittal
stadium 20 (seri), preparat awetan penampang transversal neurula (seri),
preparat awetan penampang transversal stadium 22 (seri), dan preparat awetan
penampang vertikal tingkat 2 sel, 8 sel, blastrula dan gastrula.
3.3.
Cara Kerja
Preparat Basah
Semua preparat telur katak dari
tingkatan perkembangan diamati dengan menggunakan Loop atau Binokuler loop,
dimulai dari tingkatan telur yang belum dibuahi, telur yang dibuahi, tingkat
dua sel, tingkat empat sel, tingkat delapan sel, tingkat enam belas sel,
tingkat tiga puluh dua sel (morula), tingkat pertengahan pembelahan (blastula
awal), tingkat pembelahan akhir (blastula akhir), tingkat labium dorsale
(gastrula awal), tingkat labium laterale (gastrula pertengahan), tingkat labium
ventrale (gastrula akhir), tingkat neural plate (neurula awal), tingkat neural
pertengahan, tingkat rotation (neurula akhir), tingkat pembentukan bumbung
neural (canalis neuralis), tingkat kuntum ekor (tail bud), tingkat mulai
bergerak aktif (muscular response), tingkat jantung berdenyut/kuntum insang
(heart beat), tingkat peredaran darah pada insang pertama kali (hatching),
tingkat mulut terbuka (cornea mata tampak jernih), tingkat permulaan peredaran
darah pada ekor, tingkat pembukaan tutup insang, tingkat penutupan tutup insang
sebelah kanan, dan tingkat penutupan insang sempurna. Preparat basah
perkembangan telur katak yang diamati dibandingkan dengan foto seri
perkembangan telur katak untuk dapat dipastikan tingkatan dari preparat basah
tersebut. Preparat yang diamati digambar dan diberi keterangan
sejelas-jelasnya. Dideskripsikan stadium dari preparat yang diamati.
Preparat Awetan
Mula-mula preparat awetan penampang
vertikal tingkat 2 sel, 8 sel, blastrula, dan gastrula dilihat dengan
perbesaran lemah, supaya semua bagian penampang tampak dalam suatu bidang
pandangan. Kemudian dengan perbesaran kuat dilihat struktur selnya, lalu
digambar, dan diberi keterangan dengan jelas, dicatat perbesaran mikroskop yang
digunakan. Untuk pengamatan preparat awetan penampang transversal neurula (seri) dimulai juga dengan perbesaran lemah,
kemudian digunakan perbesaran kuat. Seri perkembangan dari neurula awal sampai
terbentuknya canalis neuralis dicari pada slide. Penampang digambar melalui
tengah-tengah badan, yaitu neurula awal, neurula pertengahan, dan neurula
akhir. Pada perbesaran
kuat diperhatikan sel-sel pada dinding canalais neuralis akan menjadi sel-sel
syaraf, sel-sel mesoderm somit akan menjadi sel-sel otot, sel-sel pada chorda
dorsalis, sel-sel besar, dan hanya terdiri dari vakuola yang besar, sel-sel
endoterm yang mengandung banyak vitellus dan lain-lain. Preparat awetan
penampang transversal berudu stadium 22 diamati dan diperiksa dengan perbesaran
lemah, dicatat perbesaran yang digunakan, kemudian penampang seri dari bagian
kepala sampai bagian ekor diikuti dan
diperhatikan struktur organ tubuh yang sudah terbentuk, diamati dengan
seksama, digambar, dan diberi keterangan.
Tambahkan Komentar