LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PENGARUH
UNSUR-UNSUR EKOLOGIS TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
OLEH
NAMA : ISNAINI FAUZIYAH
NIM : 041181320022
KELOMPOK : IV (LIMA)
ASISTEN
: LIA YULISTIA
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA cukup depan laptop di bayar ? klik here
2014
LEMBAR HASIL KERJA
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI cukup depan laptop di bayar ? klik here
Judul Praktikum :
Pengaruh Unsur-Unsur Ekologis
terhadap Pertumbuhan Bakteri
Nama/NIM : Isnaini Fauziyah/ 08041181320022 Kelompok : III
(Tiga)
Asisten : Lia
Yulistia Tanggal : 22-10-2014
I. TUJUAN PRAKTIKUM cukup depan laptop di bayar ? klik here
Tujuan praktikum ini adalah :
Mengetahui pengaruh
faktor-faktor ekologi terhadap pertumbuhan bakteri. cukup depan laptop di bayar ? klik here
II. LANDASAN TEORI cukup depan laptop di bayar ? klik here
Tiap-tiap makhluk hidup itu
keselamatannya sangat tergantung kepada keadaan sekitarnya, terlebih-lebih
mikroorganisme makhluk-makhluk halus ini tidak dapat menguasai faktor-faktor
luas sepenuhnya, sehingga hidupnya sama sekalitergantung kepada keadaan sekelilingnya,
satu-satunya jalan untuk menyelamatkan diri ialah dengan menyesuaikan diri
(adaptasi) kepada pengaruh faktor-faktor luar penyesuain diri dapat terjadi
secara cepat serta bersifat sementara waktu, akan tetapi dapat pula perubahan
itu bersifat permanen sehingga mempengaruhi bentuk morfologi serta sifat-sifat
fisiologis yang turun-menurun. Kehidupan bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh
faktor-faktor lingkungan. Akan tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan.
Misal, bakteri termogenesis menimbulkan panas di dalam media tempat ia tumbuh
(Dwidjoseputro, 1998). cukup depan laptop di bayar ? klik here
Faktor lingkungan penting artinya
dalam usaha mengendalikan kegiatan mikroba, baik untuk kepentingan proses
ataupun pengendalian. Lingkungan ataupun pengendalian. Lingkungan yang sangat berpengaruh
terhadap kehidupan mikroba, dapat berbentuk lingkungan abiotik (fisik dan
kimia), misalnya temperatur, kelembapan, tekanan osmosa, pH, senyawa toksik,
arus listrik, radiasi, tegangan muka dan tekanan hidrostatik dan mekanik.
Sedangkan lingkungan biotik yaitu asosiasi dan hama (Suriawiria, 2005).
Keberadaan mikroorganisme di lingkungan dapat
dipengaruhi kepekatan suspensi atau cairan di lingkungan. Bila kepekatan
suspensi di lingkungan rendah maka akan terjadi pergerakan massa cair ke dalam sel. Medium yang paling
cocok bagi kehidupan bakteri ialah medium yang isotonik terhadap isi sel
bakteri. Jika bakteri ditempatkan di dalam suatu larutan yang hipertonik
terhadap isi sel bakteri, maka bakteri akan mengalami plasmolisis. Larutan
garam atau larutan gula yang agak pekat mudah benar menyebabkan terjadinya
plasmolisis ini. Sebaliknya, bakteri yang ditampatkan di dalam air suling akan
kemasukan air sehingga dapat menyebabkan pecahnya bakteri; dengan kata lain,
bakteri dapat mengalami plasmoptisis (Anonim, 2014).
Kehidupan
bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, akan tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan misalnya
bakteri thermogenesis yang akan menimbulkan panas di dalam media tempat ia
tumbuh. Bakteri juga dapat mengubah pH dari medium tempat dia hidup yang mana
perubahan ini disebut dengan perubahan secara kimia. Adapun faktor-faktor
lingkungan dapat dibagi atas faktor-faktor biotik dan faktor-fakktor abiotik.
Adapun faktor-faktor biotik tersebut terdiri dari makhluk hidup atau organism
maupun mikroorganisme, sedangkan untuk faktor-faktor abiotik terdiri atas
faktor-faktor alam atau faktor fisika dan faktor-faktor kimia baik sintetik
atau buatan manusia ataupun secara alami telah ada atau non sintetik
(Dwidjoseputro,
1998).
Efek radiasi berupa
inframerah bila diserap oleh benda yang tidak memantulkannya, energi yang
relatif rendah dikeluarkan sebagai panas. Panas yang dikeluarkan ini dapat
menjadi letal bagi mikroorganisme. Sinar X mempunyai daya penetrasi yang cukup
kuat, sehingga mengakibatkan pembuatan dan pemecahan gugus hidrogen dari DNA
yang berlangsung secara abnormal dan gangguan struktur molekuler sekunder.
Penyinaran singkat bersifat mutagen dan karsinogen, penyinaran lebih lama
adalah letal, tetapi penggunaan sinar X untuk sterilisasi rutin adalah mahal
dan dapat membahayakan (Irianto, 2006).
pH berpengaruh terhadap
sel dengan mempengaruhi metabolisme, pada umumnya bakteri tumbuh dengan baik
pada pH netral (7,0). Berdasarkan nilai pH yang dibutuhkan untuk kehidupan
dikenal 3 kelompok mikroorganisme, yaitu asidofilik, mesofilik, dan basofilik.
Asidofilik adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 2,0-5,0.
Mesofilik(neutrofil), adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 3,5-8,0,
dan alkalifik, adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 8,4-9,5
(Pradhika,
2009).
Tegangan muka
mempengaruhi cairan sehingga permukaan cairan tersebut menyerupai membran yang
elastis. Seperti telah diketahui protoplasme mikroba terdapat di dalam sel yang
dilindungi dinding sel, maka apabila ada perubahan tegangan muka dinding sel
akan mempengaruhi pertumbuhan mikroba dan bentuk morfologinya. Zat-zat seperti
sabun, deterjen, dan zat-zat pembasah (surfaktan) seperti Tween80 dan Triron
A20 dapat mengurangi tegangan muka cairan atau larutan. Umumnya mikroba cocok
pada tegangan muka yang relatif tinggi (Dwidjoseputro, 1998).
Kandungan air (Pengeringan). Setiap
mikroba memelukan kandungan air bebas tertentu untuk hidupnya, biasanya diukur
dengan parameter āw (water activity) atau kelembapan relatif.
Mikroba pada umumnya dapat tumbuh pada āw 0,998 – 0,6. Bakteri
umumnya memerlukan āw 0,90 – 0,999. Mikroba yang osmotoleran dapat
hidup pada āw terendah (0,6) misalnya khamir Saccharomyces rouxii. Aspergillus
glaucus dan jamur benang lainnya dapat tumbuh pada āw 0,8.
Bakteri umumnya memerlukan āw 0,75. Mikroba yang tahan kekeringan
adalah yang dapat membentuk spora, konidia atau dapat membentuk krista (Anonim,
2014).
Temperatur merupakan salah satu faktor
yang penting
di dalam kehidupan. Beberapa jenis mikroba dapat hidup pada daerah temperatur
luas, sedang dan jenis lainnya. Pada umumnya batas daerah temperatur biologi
kehidupan mikroba terletak antara 0o C – 90o C dan kita
kenal ada temperatur minimum, optimum dan maksimum. Temperatur minimum adalah nilai paling rendah
dimana kegiatan mikroba dapat berlangsung. Temperatur maksimum adalah
temperatur tertinggi yang masih dapat digunakan untuk aktivitas mikroba, tetapi
pada tingkatan kegiatan fisiologi yang
paling minimal. Sedangkan temperatur yang paling baik bagi kegiatan hidup dinamakan
temperatur optimum (Dwidjoseputro, 1998).
Faktor lingkungan biotik yang cukup depan laptop di bayar ? klik herepertumbuhan
mikroba antara lain hama dan asosiasi. Hama dapat dinyatakan sebagai pengganggu
pertumbuhan. Bermacam-macam asosiasi di antara mikroba mulai dari bentuk
asosiasi yang sangat erat sampai dengan bentuk asosiasi yang sangat renggang.
Simbiosis adalah asosiasi diantara dua atau lebih jasad
(Pelczar, 2006).
III. CARA KERJA
1. Pengaruh Daya Oligodinamik Logam Berat
Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Dimasukkan suspensi bakteri masing-masing (E.coli dan
S.aureus) lalu masukkan medium NA ke
dalam cawan. Diletakkan uang logam yang steril di tengah cawan petri. Diinkubasi selama 24
jam. Lalu diukur diameter zona hambat.
2. Pengaruh Temperatur
Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Diinokulasikan E.coli ke dalam medium NA miring masing-masing
ke satu tabung berbeda (jadi 2 tabung). Lalu tabung 1 diinkubasi dalam
inkubator pada suhu 370C, tabung 2 dimasukkan dalam lemari pendingin. Kemudian
diamati.
3. Pengaruh
Tekanan Osmose Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Disiapkan enam tabung yang berisi masing-masing. Tabung satu NB (kontrol),
tabung dua NB + bakteri, tabung tiga NB + bakteri + NaCl 10%, tabung empat NB +
bakteri + NaCl 20%, tabung lima NB + bakteri + sukrosa 10%, dan tabung enam NB
+ bakteri + sukrosa 20%. Lalu di inkubasi suhu 37C selama 1 hari dan dibuat grafik pertumbuhannya.
IV. HASIL PENGAMATAN
1. Pengaruh daya oligodinamik logam berat
terhadap pertumbuhan bakteri
Keterangan:
1.
Agar
2.
Cawan Petri (Medium)
3.
Koloni Bakeri
4.
Zona Bening
S.aureus E.
coli
2. Pengaruh temperatur
terhadap pertumbuhan bakteri
E.coli 370C E.coli 40C
Tampak keruh
Bening
3. Pengaruh tekanan
osmosis terhadap pertumbuhan bakteri
I II III
IV V VI
Sifat Koloni Bakteri Tiap Tabung
|
|||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
____
|
Turbid
|
Turbid
|
Ring
|
Ring
|
Turbid
|
V. PEMBAHASAN
Percobaan kali ini mempunyai tujuan untuk mengetahui
pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Pada percobaan
ini, faktor daya oligodinamik logam berat dan pengaruh temperatur terhadap
pertumbuhan bakteri digunakan untuk
menguji pengaruhnya terhadap pertumbuhan bakteri.
Menurut Dwidjoseputro (1994), bahwa faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan
perubahan sifat morfologi dan sifat fisiologis mikroba. Namun tidak semua mikroba akan terpengaruh pada beberapa mikroba sangat tahan terhadap lingkungan sehingga cepat
dapat menyesuaikan diri.
Faktor daya
oligodinamik logam berat dan temperatur berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri. Namun selain itu masih banyak faktor lain yang
mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Menurut Suriawiria (2005),
yang mengungkapkan bahwa faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan perubahan sifat
morfologi dan sifat fisiologi mikroba. Beberapa mikroba sangat tahan terhadap
perubahan lingkungan, sehingga cepat dapat menyesuaikan diri. Bakteri akan
terhambat pertumbuhannya yang apabila disekitarnya terdapat ion-ion logam
tetapi ada juga yang mampu bertahan hidup di daerah yang mengandung ion-ion
logam karena hidupnya memiliki kemampuan untuk bertahan hidup.
Temperatur mempengaruhi tingkat pertumbuhan
bakteri, ini terbukti pada praktikum yang dilakukan dimana pada suhu rendah
bakteri terhambat pertumbuhannya dibanding bakteri yang hanya di inkubator pada
suhu 37°C. Pertumbuhan
bakteri akan baik jika dalam temperatur optimum. Hal ini senada dengan Irianto (2006),
yang menyatakan bahwa suhu termasuk faktor yang
terpenting dalam mempengaruhi pertumbuhan organisme hidup. Suhu yang rendah
umumnya memperlambat metabolisme seluler, sedangkan suhu yang lebih tinggi
meningkatkan taraf kegiatan sel.
Daya
oligodinamik pada logam berat yang berupa
uang logam yang digunakan juga mempengaruhi terhadap
pertumbuhan bakteri. Ini terbukti
pada praktikumyang dikukan didapatkan hasil berupa adanya zona bening di sekitar uang logam
tersebut. Menurut Anonim (2014), yang menyatakan bahwa logam berat berfungsi sebagai antimikroba. Oleh karena itu,
dapat menpresipitasikan enzim-enzim atau protein esensial dalam sel, tetapi garam dari logam
berat ini dapat merusak kulit, merusak alat-
alat dari logam dan harganya mahal.
Percobaan pada pengaruh temperature menggunakan dua temperatur berbeda untuk tiap bakteri E.coli. Temperatur pada suhu 370C
(inkubator), bakteri tumbuh menyebar di semua tabung reaksi. Sedangkan pada
suhu 40C bakteri tidak mengalami pertumbuhan dan tidak menyebar.
Menurut Anonim (2014), menyatakan pada umumnya batas daerah temperatur minimum menyatakan nilai paling baik untuk kegiatan mikroba pada
tingkatan-tingkatan fisiologis yang paling baik untuk kegiatan hidup dinamakan
dengan temperatur optimum. Berdasarkan aktifitas temperatur tersebut, mikroba
dibedakan menjadi psikrofil, mesofil, dan termofil. Suhu mudah menyebabkan
aktifitas enzim dan jika suhu terlalu tinggi dapat mendenaturasi protein enzim.
Zona bening yang terbentuk pada percobaan pengaruh daya
oligodinamik logam berat untuk cukup depan laptop di bayar ? klik hereE.coli sebesar 9,734
cm. Sedangkan untuk S.aureus tidak terbentuk zona bening. Tidak terbentuknya zona bening pada S. Aureus dapat
dipengaruhi banyak faktor mungkin kesalahan atau S.aureus yang digunakan sudah resistan terhadap daya oligodinamik
logam berat. Menurut Irianto (2006) bahwa daya oligodinamik pada logam berat diperlihatkan dalam jumlah yang
sangat sedikit, bila logam berat dari suatu tembaga diletakkan diatas lempeng
medium pembiakan agar nutrien yang sebelumnya telah dinokulasi dengan Staphylococus aureus, kemudian dieramkan
maka logam itu akan mendifusi dalam jumlah yang sedikit sekali ke dalam medium
dan menghambat pertumbuhan yang berada di daerah sekitar logam itu.
Pertumbuhan koloni pada agar sudah dipelajari. Secara
umum pertumbuhan sel paling cepat terletak pada pinggir koloni. Pertumbuhan
relatif lambat pada bagian tengah dan pemecahan sel bertempat di bagian tengah
yang lebih tua dari beberapa koloni. Perbedaan dalam pertumbuhan ini terjadi
karena perbedaan gradient konsentrasi dari O2 (oksigen), nutrient
dan produk beracun hasil metabolism pun tidak bisa dieliminasi secara cepat dan
pertumbuhan di bagian tengah melambat atau bahkan terhenti. Menurut Prescott
(1993), bahwa koloni bakteri ada yang
terlihat berbeda satu dengan yang lain. Jika dua sel inokulum yang letaknya
terlalu berdekatan pada medium agar maka koloni yang kemudian dari masing-masing
sel dapat bercampur. Suhu juga memengaruhi
karena termasuk faktor lingkungan yang sangat
menentukan kehidupan mikroorganisme, pengaruh suhu berhubungan dengan aktifitas
enzim.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Pertumbuhan bakteri dapat
dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik.
2.
Aktivitas daya oligodinamik pada logam berat yang diperlihatkan hanya dalam jumlah yang
sangat sedikit.
3.
Daya hambat
pada pertumbuhan bakteri ditandai dengan adanya atau terbentuknya zona bening
pada sekeliling logam berat yang diakibatkan oleh pengaruh daya oligodinamik.
4.
Logam berat dapat menghambat pertumbuhan bakteri karena mengandung
unsur logam yang dapat mempreseprasikan protein esensial dalam sel.
5.
Bakteri dapat
hidup dengan baik pada suhu optimum,
pertumbuhannya akan terhambat pada suhu minimum, dan akan mati pada suhu
maksimum. Namun, pada beberapa bakteri tertentu dapat tahan pada temperaturnya
karena melakukan adaptasi dan memiliki endospora.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2014. Hitungan Mikroba Cawan. http://www.biology-Sains-Microbiology .blogspot.com//html. Diakses
pada tanggal 25 Oktober 2014 Pukul 21: 00 WIB.
Dwidjoseputro. 1998. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Malang: Djambatan.
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi. Bandung: Yrama Widya.
Pelczar. 2006. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Prescott, L, M, a.t. 1993. Microbiology
Second ed. Oxford: Brown Communication.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Bandung: Angkasa.
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PENGARUH
UNSUR-UNSUR EKOLOGIS TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
OLEH
NAMA : ISNAINI FAUZIYAH
NIM : 041181320022
KELOMPOK : IV (LIMA)
ASISTEN
: LIA YULISTIA
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI cukup depan laptop di bayar ? klik here
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2014
LEMBAR HASIL KERJA
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
Judul Praktikum :
Pengaruh Unsur-Unsur Ekologis
terhadap Pertumbuhan Bakteri
Nama/NIM : Isnaini Fauziyah/ 08041181320022 Kelompok : III
(Tiga)
Asisten : Lia
Yulistia Tanggal : 22-10-2014
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini adalah :
Mengetahui pengaruh
faktor-faktor ekologi terhadap pertumbuhan bakteri.
II. LANDASAN TEORI
Tiap-tiap makhluk hidup itu
keselamatannya sangat tergantung kepada keadaan sekitarnya, terlebih-lebih
mikroorganisme makhluk-makhluk halus ini tidak dapat menguasai faktor-faktor
luas sepenuhnya, sehingga hidupnya sama sekalitergantung kepada keadaan sekelilingnya,
satu-satunya jalan untuk menyelamatkan diri ialah dengan menyesuaikan diri
(adaptasi) kepada pengaruh faktor-faktor luar penyesuain diri dapat terjadi
secara cepat serta bersifat sementara waktu, akan tetapi dapat pula perubahan
itu bersifat permanen sehingga mempengaruhi bentuk morfologi serta sifat-sifat
fisiologis yang turun-menurun. Kehidupan bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh
faktor-faktor lingkungan. Akan tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan.
Misal, bakteri termogenesis menimbulkan panas di dalam media tempat ia tumbuh
(Dwidjoseputro, 1998).
Faktor lingkungan penting artinya
dalam usaha mengendalikan kegiatan mikroba, baik untuk kepentingan proses
ataupun pengendalian. Lingkungan ataupun pengendalian. Lingkungan yang sangat berpengaruh
terhadap kehidupan mikroba, dapat berbentuk lingkungan abiotik (fisik dan
kimia), misalnya temperatur, kelembapan, tekanan osmosa, pH, senyawa toksik,
arus listrik, radiasi, tegangan muka dan tekanan hidrostatik dan mekanik.
Sedangkan lingkungan biotik yaitu asosiasi dan hama (Suriawiria, 2005).
Keberadaan mikroorganisme di lingkungan dapat
dipengaruhi kepekatan suspensi atau cairan di lingkungan. Bila kepekatan
suspensi di lingkungan rendah maka akan terjadi pergerakan massa cair ke dalam sel. Medium yang paling
cocok bagi kehidupan bakteri ialah medium yang isotonik terhadap isi sel
bakteri. Jika bakteri ditempatkan di dalam suatu larutan yang hipertonik
terhadap isi sel bakteri, maka bakteri akan mengalami plasmolisis. Larutan
garam atau larutan gula yang agak pekat mudah benar menyebabkan terjadinya
plasmolisis ini. Sebaliknya, bakteri yang ditampatkan di dalam air suling akan
kemasukan air sehingga dapat menyebabkan pecahnya bakteri; dengan kata lain,
bakteri dapat mengalami plasmoptisis (Anonim, 2014).
Kehidupan
bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, akan tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan misalnya
bakteri thermogenesis yang akan menimbulkan panas di dalam media tempat ia
tumbuh. Bakteri juga dapat mengubah pH dari medium tempat dia hidup yang mana
perubahan ini disebut dengan perubahan secara kimia. Adapun faktor-faktor
lingkungan dapat dibagi atas faktor-faktor biotik dan faktor-fakktor abiotik.
Adapun faktor-faktor biotik tersebut terdiri dari makhluk hidup atau organism
maupun mikroorganisme, sedangkan untuk faktor-faktor abiotik terdiri atas
faktor-faktor alam atau faktor fisika dan faktor-faktor kimia baik sintetik
atau buatan manusia ataupun secara alami telah ada atau non sintetik
(Dwidjoseputro,
1998).
Efek radiasi berupa
inframerah bila diserap oleh benda yang tidak memantulkannya, energi yang
relatif rendah dikeluarkan sebagai panas. Panas yang dikeluarkan ini dapat
menjadi letal bagi mikroorganisme. Sinar X mempunyai daya penetrasi yang cukup
kuat, sehingga mengakibatkan pembuatan dan pemecahan gugus hidrogen dari DNA
yang berlangsung secara abnormal dan gangguan struktur molekuler sekunder.
Penyinaran singkat bersifat mutagen dan karsinogen, penyinaran lebih lama
adalah letal, tetapi penggunaan sinar X untuk sterilisasi rutin adalah mahal
dan dapat membahayakan (Irianto, 2006). cukup depan laptop di bayar ? klik here
pH berpengaruh terhadap
sel dengan mempengaruhi metabolisme, pada umumnya bakteri tumbuh dengan baik
pada pH netral (7,0). Berdasarkan nilai pH yang dibutuhkan untuk kehidupan
dikenal 3 kelompok mikroorganisme, yaitu asidofilik, mesofilik, dan basofilik.
Asidofilik adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 2,0-5,0.
Mesofilik(neutrofil), adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 3,5-8,0,
dan alkalifik, adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 8,4-9,5
(Pradhika,
2009). cukup depan laptop di bayar ? klik here
Tegangan muka
mempengaruhi cairan sehingga permukaan cairan tersebut menyerupai membran yang
elastis. Seperti telah diketahui protoplasme mikroba terdapat di dalam sel yang
dilindungi dinding sel, maka apabila ada perubahan tegangan muka dinding sel
akan mempengaruhi pertumbuhan mikroba dan bentuk morfologinya. Zat-zat seperti
sabun, deterjen, dan zat-zat pembasah (surfaktan) seperti Tween80 dan Triron
A20 dapat mengurangi tegangan muka cairan atau larutan. Umumnya mikroba cocok
pada tegangan muka yang relatif tinggi (Dwidjoseputro, 1998).
Kandungan air (Pengeringan). Setiap
mikroba memelukan kandungan air bebas tertentu untuk hidupnya, biasanya diukur
dengan parameter āw (water activity) atau kelembapan relatif.
Mikroba pada umumnya dapat tumbuh pada āw 0,998 – 0,6. Bakteri
umumnya memerlukan āw 0,90 – 0,999. Mikroba yang osmotoleran dapat
hidup pada āw terendah (0,6) misalnya khamir Saccharomyces rouxii. Aspergillus
glaucus dan jamur benang lainnya dapat tumbuh pada āw 0,8.
Bakteri umumnya memerlukan āw 0,75. Mikroba yang tahan kekeringan
adalah yang dapat membentuk spora, konidia atau dapat membentuk krista (Anonim,
2014).
Temperatur merupakan salah satu faktor
yang penting
di dalam kehidupan. Beberapa jenis mikroba dapat hidup pada daerah temperatur
luas, sedang dan jenis lainnya. Pada umumnya batas daerah temperatur biologi
kehidupan mikroba terletak antara 0o C – 90o C dan kita
kenal ada temperatur minimum, optimum dan maksimum. Temperatur minimum adalah nilai paling rendah
dimana kegiatan mikroba dapat berlangsung. Temperatur maksimum adalah
temperatur tertinggi yang masih dapat digunakan untuk aktivitas mikroba, tetapi
pada tingkatan kegiatan fisiologi yang
paling minimal. Sedangkan temperatur yang paling baik bagi kegiatan hidup dinamakan
temperatur optimum (Dwidjoseputro, 1998). cukup depan laptop di bayar ? klik here
Faktor lingkungan biotik yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroba antara lain hama dan asosiasi. Hama dapat dinyatakan sebagai pengganggu
pertumbuhan. Bermacam-macam asosiasi di antara mikroba mulai dari bentuk
asosiasi yang sangat erat sampai dengan bentuk asosiasi yang sangat renggang.
Simbiosis adalah asosiasi diantara dua atau lebih jasad
(Pelczar, 2006).
III. CARA KERJA
1. Pengaruh Daya Oligodinamik Logam Berat
Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Dimasukkan suspensi bakteri masing-masing (E.coli dan
S.aureus) lalu masukkan medium NA ke
dalam cawan. Diletakkan uang logam yang steril di tengah cawan petri. Diinkubasi selama 24
jam. Lalu diukur diameter zona hambat.
2. Pengaruh Temperatur
Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Diinokulasikan E.coli ke dalam medium NA miring masing-masing
ke satu tabung berbeda (jadi 2 tabung). Lalu tabung 1 diinkubasi dalam
inkubator pada suhu 370C, tabung 2 dimasukkan dalam lemari pendingin. Kemudian
diamati.
3. Pengaruh
Tekanan Osmose Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Disiapkan enam tabung yang berisi masing-masing. Tabung satu NB (kontrol),
tabung dua NB + bakteri, tabung tiga NB + bakteri + NaCl 10%, tabung empat NB +
bakteri + NaCl 20%, tabung lima NB + bakteri + sukrosa 10%, dan tabung enam NB
+ bakteri + sukrosa 20%. Lalu di inkubasi suhu 37C selama 1 hari dan dibuat grafik pertumbuhannya. cukup depan laptop di bayar ? klik here
IV. HASIL PENGAMATAN
1. Pengaruh daya oligodinamik logam berat
terhadap pertumbuhan bakteri
Keterangan:
1.
Agar
2.
Cawan Petri (Medium)
3.
Koloni Bakeri
4.
Zona Bening
S.aureus E.
coli
2. Pengaruh temperatur
terhadap pertumbuhan bakteri
E.coli 370C E.coli 40C
Tampak keruh
Bening
3. Pengaruh tekanan
osmosis terhadap pertumbuhan bakteri
I II III
IV V VI
Sifat Koloni Bakteri Tiap Tabung
|
|||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
____
|
Turbid
|
Turbid
|
Ring
|
Ring
|
Turbid
|
V. PEMBAHASAN
Percobaan kali ini mempunyai tujuan untuk mengetahui
pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Pada percobaan
ini, faktor daya oligodinamik logam berat dan pengaruh temperatur terhadap
pertumbuhan bakteri digunakan untuk
menguji pengaruhnya terhadap pertumbuhan bakteri.
Menurut Dwidjoseputro (1994), bahwa faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan
perubahan sifat morfologi dan sifat fisiologis mikroba. Namun tidak semua mikroba akan terpengaruh pada beberapa mikroba sangat tahan terhadap lingkungan sehingga cepat
dapat menyesuaikan diri.
Faktor daya
oligodinamik logam berat dan temperatur berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri. Namun selain itu masih banyak faktor lain yang
mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Menurut Suriawiria (2005),
yang mengungkapkan bahwa faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan perubahan sifat
morfologi dan sifat fisiologi mikroba. Beberapa mikroba sangat tahan terhadap
perubahan lingkungan, sehingga cepat dapat menyesuaikan diri. Bakteri akan
terhambat pertumbuhannya yang apabila disekitarnya terdapat ion-ion logam
tetapi ada juga yang mampu bertahan hidup di daerah yang mengandung ion-ion
logam karena hidupnya memiliki kemampuan untuk bertahan hidup.
Temperatur mempengaruhi tingkat pertumbuhan
bakteri, ini terbukti pada praktikum yang dilakukan dimana pada suhu rendah
bakteri terhambat pertumbuhannya dibanding bakteri yang hanya di inkubator pada
suhu 37°C. Pertumbuhan
bakteri akan baik jika dalam temperatur optimum. Hal ini senada dengan Irianto (2006),
yang menyatakan bahwa suhu termasuk faktor yang
terpenting dalam mempengaruhi pertumbuhan organisme hidup. Suhu yang rendah
umumnya memperlambat metabolisme seluler, sedangkan suhu yang lebih tinggi
meningkatkan taraf kegiatan sel.
Daya
oligodinamik pada logam berat yang berupa
uang logam yang digunakan juga mempengaruhi terhadap
pertumbuhan bakteri. Ini terbukti
pada praktikumyang dikukan didapatkan hasil berupa adanya zona bening di sekitar uang logam
tersebut. Menurut Anonim (2014), yang menyatakan bahwa logam berat berfungsi sebagai antimikroba. Oleh karena itu,
dapat menpresipitasikan enzim-enzim atau protein esensial dalam sel, tetapi garam dari logam
berat ini dapat merusak kulit, merusak alat-
alat dari logam dan harganya mahal. cukup depan laptop di bayar ? klik herePercobaan pada pengaruh temperature menggunakan dua temperatur berbeda untuk tiap bakteri E.coli. Temperatur pada suhu 370C
(inkubator), bakteri tumbuh menyebar di semua tabung reaksi. Sedangkan pada
suhu 40C bakteri tidak mengalami pertumbuhan dan tidak menyebar.
Menurut Anonim (2014), menyatakan pada umumnya batas daerah temperatur minimum menyatakan nilai paling baik untuk kegiatan mikroba pada
tingkatan-tingkatan fisiologis yang paling baik untuk kegiatan hidup dinamakan
dengan temperatur optimum. Berdasarkan aktifitas temperatur tersebut, mikroba
dibedakan menjadi psikrofil, mesofil, dan termofil. Suhu mudah menyebabkan
aktifitas enzim dan jika suhu terlalu tinggi dapat mendenaturasi protein enzim. cukup depan laptop di bayar ? klik here
Zona bening yang terbentuk pada percobaan pengaruh daya
oligodinamik logam berat untuk E.coli sebesar 9,734
cm. Sedangkan untuk S.aureus tidak terbentuk zona bening. Tidak terbentuknya zona bening pada S. Aureus dapat
dipengaruhi banyak faktor mungkin kesalahan atau S.aureus yang digunakan sudah resistan terhadap daya oligodinamik
logam berat. Menurut Irianto (2006) bahwa daya oligodinamik pada logam berat diperlihatkan dalam jumlah yang
sangat sedikit, bila logam berat dari suatu tembaga diletakkan diatas lempeng
medium pembiakan agar nutrien yang sebelumnya telah dinokulasi dengan Staphylococus aureus, kemudian dieramkan
maka logam itu akan mendifusi dalam jumlah yang sedikit sekali ke dalam medium
dan menghambat pertumbuhan yang berada di daerah sekitar logam itu.
Pertumbuhan koloni pada agar sudah dipelajari. Secara
umum pertumbuhan sel paling cepat terletak pada pinggir koloni. Pertumbuhan
relatif lambat pada bagian tengah dan pemecahan sel bertempat di bagian tengah
yang lebih tua dari beberapa koloni. Perbedaan dalam pertumbuhan ini terjadi
karena perbedaan gradient konsentrasi dari O2 (oksigen), nutrient
dan produk beracun hasil metabolism pun tidak bisa dieliminasi secara cepat dan
pertumbuhan di bagian tengah melambat atau bahkan terhenti. Menurut Prescott
(1993), bahwa koloni bakteri ada yang
terlihat berbeda satu dengan yang lain. Jika dua sel inokulum yang letaknya
terlalu berdekatan pada medium agar maka koloni yang kemudian dari masing-masing
sel dapat bercampur. Suhu juga memengaruhi
karena termasuk faktor lingkungan yang sangat
menentukan kehidupan mikroorganisme, pengaruh suhu berhubungan dengan aktifitas
enzim.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Pertumbuhan bakteri dapat
dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik.
2.
Aktivitas daya oligodinamik pada logam berat yang diperlihatkan hanya dalam jumlah yang
sangat sedikit.
3.
Daya hambat
pada pertumbuhan bakteri ditandai dengan adanya atau terbentuknya zona bening
pada sekeliling logam berat yang diakibatkan oleh pengaruh daya oligodinamik.
4.
Logam berat dapat menghambat pertumbuhan bakteri karena mengandung
unsur logam yang dapat mempreseprasikan protein esensial dalam sel.
5.
Bakteri dapat
hidup dengan baik pada suhu optimum,
pertumbuhannya akan terhambat pada suhu minimum, dan akan mati pada suhu
maksimum. Namun, pada beberapa bakteri tertentu dapat tahan pada temperaturnya
karena melakukan adaptasi dan memiliki endospora.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2014. Hitungan Mikroba Cawan. http://www.biology-Sains-Microbiology .blogspot.com//html. Diakses
pada tanggal 25 Oktober 2014 Pukul 21: 00 WIB.
Dwidjoseputro. 1998. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Malang: Djambatan.
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi. Bandung: Yrama Widya.
Pelczar. 2006. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Prescott, L, M, a.t. 1993. Microbiology
Second ed. Oxford: Brown Communication.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Bandung: Angkasa.
Tambahkan Komentar