-->

Halo !!! Saya Kang Ismet, ini adalah blog tentang AMP HTML dan cara penerapannya

JARINGAN KULIT PADA HEWAN


I  PENDAHULUAN


Latar Belakang

                Tubuh kita manusia sebagai sebuah sistem, terdiri dari berbagai bagian yang berbeda fungsi dan saling melengkapi. Selain berfungsi sebagai organ panca indera, jaringan kulit juga berfungsi sebagai pelindung tubuh, memelihara panas tubuh, dan memelihara penguapan. Secara garis besar, lapisan kulit dibagi menajdi dua bagian yaitu epidermis dan dermis. Saat tubuh manusia mengalami penuaan, beberapa bagian juga mengalami penurunan fungsi berupa pertumbuhan epidermis lambat,  sel fibroblas pada lapisan dermis yang mati tidak ada ganti, kolagen menjadi lebih tipis, produksi kelenjar keringat dan kelenjar minyak menurun, dan berkurangnya lemak (Graham-Brown, 2005).
Kulit merupakan bagian tubuh yang paling utama yang perlu diperhatikan. Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata lebih kurang 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 persen dari berat badan seseorang. Kita perlu memberikan perhatian khusus dalam perawatan kulit karena kita hidup di negara yang beriklim tropis yang selalu berudara panas, dan kulit merupakan pertahanan pertama terhadap lingkungan sekitar kita, juga kulit kita paling banyak diganggu oleh sengatan sinar matahari dan kotoran keringat badan (Trisno, 2008).
Kulit menutup tubuh manusia pada daerah tubuh yang paling luas dari kepala sampai ke kaki. Diduga dengan bertambahnya usia, kadar asam amino pembentuk kolagen pun berkurang sehingga kalogen yang terbentuk bermutu rendah, selain itu kalogen kehilangan kelembaban dan menjadi kering serta kaku. Akibatnya jaringan penunjang itu tak mampu menopang kulit dengan baik, seperti yang tampak pada kulit orang tua yang makin lama makin kendur dan kurang lentur. Perubahan susunan molekul kolagen ini merupakan salah satu faktor utama yang membuat kulit manusia lebih cepat keriput, timbul pigmentasi, kehilangan kelembaban dan elastisitas (Alya, 2004).
Sifat-sifat  anatomis  dan  fisiologis  kulit  di  berbagai daerah tubuh sangat
berbeda. Sifat-sifat anatomis yang khas, berhubungan erat dengan tuntutan faali yang berbeda di masing-masing daerah tubuh, seperti halnya kulit di telapak tangan, telapak kaki, merupakan pencerminan penyesuaiannya kepada fungsinya masing-masing. Kulit di daerah tersebut berbeda ketebalannya, keeratan hubungannya dengan lapisan bagian dalam, dan berbeda pula dalam jenis serta banyaknya andeksayang ada di dalam lapisan kulitnya. Pada permukaan kulit terlihat adanya garis-garis halus yang membentuk pola yang berbeda di berbagai daerah tubuh serta bersifat khas bagi setiap orang, seperti yang ada pada jari-jari tangan, telapak tangan atau dikenal dengan pola sidik jari (Moeloek, 2007).
Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui struktur perkembangan jaringan kulit pada hewan.

II  TINJAUAN PUSTAKA


                Kulit adalah pelindung tubuh yang paling luar yang tersusun atas beberapa lapisan jaringan. Kulit memiliki banyak fungsi seperti melindungi tubuh dari panas, gesekan dari luar, mengatur pengeluaran air dengan mengeluarkan keringat, menerima rangsangan dari luar, melindungi diri dari infeksi dan luka, mencegah kekeringan, membantu pengaturan suhu tubuh, sebagai penyimpan lemak dan membuat vitamin D (Stockley, 2005).
Ketegangan dan elastisitas adalah kemampuan utama yang dimiliki kulit. Ketegangan merupakan sifat yang memampukan kulit menahan peregangan. Ketegangan paling jelas pada kulit yang padat dengan jaringan fiber elastik, khususnya jika kulit tersebut tipis. Garis anatomis ketegangan disebut garis Langer. Elastisitas menunjuk kepada kemampuan kulit untuk kembali ke bentuk normal setelah dilakukan peregangan eksternal. Seperti ketegangan, elastisitas menurun dengan bertambahnya umur. Kekuatan peregangan adalah daya tahan kulit terhadap robekan pada ketegangan. Rata-rata ketegangan adalah 1,8 kg/m2. Kekuatan peregangan yang lebih rendah dari normal ditemukan pada penyakit seperti Sindroma Ehlers-Danlon dimana terdapat defek produksi kolagen (Schwartz, 2000).
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu, epidermis sebagai lapisan yang paling luar, dermis, dan hipodermis atau subkutis. Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan dalam perawatan kulit, Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalu dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis (Kistinnah, 2009).
Epidermis tersusun atas beberapa lapisan yaitu stratum korneum merupakan sel mati yang mengandung keratin. Sel ini terus menerus mengalami penuaan dan terkelupas. Stratum granulosum merupakan sel bergranula yang lama-kelamaan akan mati kemudian terdorong ke atas menjadi bagian stratum korneum karena tidak memiliki pembuluh darah sebagai penyuplai makanan dan oksigen. Stratum germinativum tersusun atas dua lapisan sel, lapisan paling atas disebut stratum spinosum yang mengandung sel-sel baru. Sel-sel akan terdorong ke atas karena di bawahnya terbentuk sel-sel baru yang dibuat oleh sel yang terus membelah yaitu lapisan malpighi atau stratum basal (Stockley, 2005).
Setelah empat bulan, epidermis menjadi epitel berlapis banyak yang terdiri atas beberapa lapisan sel, yaitu stratum germinativum atau sel basalis. Stratum granulosum merupakan lapisan sel di atas stratum germinativum yaitu sel yang mengandung granula keratohialin. Stratum lucidum berada di atas stratum granulosum yaitu sel tipis dan bening yaang mengandung keratohialin degeneratif. Stratum corneum merupakan sel gepeng pada pemukaan sel, sitoplasmanya menjadi sel mati bertanduk atau kornifikasi dengan inti berdegenerasi. Kornifikasi tidak intensif pada beberapa daerah seperti pada lapisan merah bibir dan anus (Moeloek, 2007).
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, getah bening, dan otot penegak rambut. Sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar minyak yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat 95 persen membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1 sampai 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel  (Trisno, 2008).
Kulit dapat mengalami gangguan diantaranya jerawat, bisul, flek, dan kanker kulit. Timbulnya jerawat dan bisul disebabkan oleh kelenjar minyak yang memproduksi minyak secara berlebihan sehingga menyumbat tempat salurannya, karena saluran keluarnya tersumbat maka banyak minyak yang tertinggal dibawah kulit dan menjadi makanan bagi bakteri tertentu. Flek di wajah dapat terjadi karena daerah tertentu pada permukaan kulit yang peka terhadap sinar ultaviolet matahari, sehingga merangsang pigmentasi dan membentuk bercak hitam. Adapun kanker kulit dapat juga disebabkan sinar ultraviolet yang berlebihan. Jaringan kulit juga dapat mengalami kelainan seperti luka bakar, yang mengakibatkan protein jaringan terdenaturasi (Kistinnah, 2009).

III  METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1  Waktu dan Tempat

                Praktikum ini dilaksanakan pada Hari Kamis, 6 Maret 2014 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.  

3.2  Alat dan Bahan

                Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah baki bedah, cutter, gunting, kaca objek, mikroskop, dan pinset. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah Gallus gallus dan  Mus musculus.