-->

Halo !!! Saya Kang Ismet, ini adalah blog tentang AMP HTML dan cara penerapannya

JARINGAN OTOT

I  PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

                Dalam kehidupan ada beberapa bagian yang dapat membantu   satu dan organ lainnya. Contohnya otot dan tulang yang saling  bekerjasama. Yang mana, otot merupakan alat gerak aktif dan tulang atau kerangka sebagai alat gerak pasif. Maksudnya, kerangka tidak dapat bergerak tanpa adanya tekanan atau gaya dari jaringan lain yang membantunya (Arsita, 2011).
                Otot atau alat gerak aktif merupakan bagian dari rangka tubuh yang dapat berkontraksi dan berelaksasi sehingga menyebabkan pergerakan tubuh. Sebagai alat gerak aktif otot mempunyai tiga karakteristik yaitu, kontraksibilitas atau kemampuan memendekkan dari semula, ekstensibilitas atau kemampuan otot untuk berelaksasi dan memanjang, dan elastisitas atau kemampuan untuk kembali ke keadaan semula setelah berkontraksi dan berelaksasi (Lestari, 2009).
                Otot pada dasarnya memegang peranan penting dalam tubuh manusia dan hewan sebagai pengaktif gerakan organ tubuh, baik organ dalam seperti alat pencernaan, jantung, paru-paru, sampai pada kaki, tangan, dan kesemuanya dapat melakukan aktivitas karena otot. Berdasarkan arah gerakan tulang yang dihasilkan oleh kinerja dua otot secara bersama (Kistinnah, 2000).
                Bermacam-macam gerakan yang terjadi pada tubuh kita dihasilkan oleh otot yang melekat pada berbagai organ tubuh. Menurut tempat perlekatannya otot dapat dibagi menjadi dua yaitu: origo yang merupakan ujung melekatnya pada tulang sedikit bergerak dalam kontraksi, dan insersi yang merupakan bagian ujung dari otot lain yang melekat pada tulang dan mengalami perubahan kedudukan selama otot berkontraksi (Lestari, 1999).
                Otot pada tubuh hewan dan manusia terdiri dari tiga jenis yaitu otot jantung, otot lurik, dan otot polos. Otot-otot ini mengendalikan bagian tubuh sesuai dengan fungsi dan strukturnya masing-masing. Seperti pada otot jantung hanya berada pada jantung dan struktur mitokondrianya lebih banyak dengan miofibril jantung yang bercabang-cabang dan bentuknya yang seperti gelendong dengan inti sel banyak dan terletak di tepi. Berbeda dengan otot lurik  yang melekat pada kerangka yang dan jika dilihat dari samping serabut otot memperlihatkan suatu pola serat melintang atau bergaris (Lestari, 1999).
                 Jaringan otot bertanggungjawab untuk pergerakan tubuh, terdiri atas sel-sel otot yang terspesialisasi untuk melaksanakan konstraksi dan berkonduksi. Di dalam sitoplasmanya ditandai dengan adanya sejumlah besar elemen-elemen kontraktil yang disebut miofibril yang berjalan menurut panjang serabut otot. Pada beberapa jenis otot, miofibril terdiri atas lempeng-lempeng terang dan gelap secara bergantian. Semua segmen gelap letaknya bersesuaian, demikian pula dengan segmen terangnya. Miofibril tersusun atas protein-protein kontraktil yaitu aktin dan miosin (Muhammad, 2011).

1.2  Tujuan Praktikum

                Praktikum ini bertujuan untuk untuk mengetahui dan memahami struktur histologi jaringan otot.

II.  TINJAUAN PUSTAKA

                     Jaringan otot (muscle tissue) merupakan bagian dari rangka tubuh yang dapat berkontraksi dan berelaksasi sehingga menyebabkan pergerakan tubuh. Sebagai alat gerak aktif otot mempunyai tiga karakteristik yaitu, kontrakbilitas atau kemampuan memendekkan dari semula, ekstensibilitas atau kemampuan otot untuk berelaksasi dan memanjang, dan elastisitas atau kemampuan untuk kembali ke keadaan semula setelah berkontraksi dan berelaksasi (Lestari, 2009).
Jaringan otot atau biasa disebut otot telah dijumpai mulai dari invertebrata sampai vertebrata. Otot merupakan bagian terbesar dari tubuh manusia. Hampir setengah dari keseluruan berat tubuh manusia disumbang oleh otot. Jaringat otot seperti jaringan yang lain memiliki sifat peka terhadap rangsangan, mampu merambatkan impuls, mampu melaksanakan metabolisme, dan mampu membelah diri. Sifat jaringan otot yang khas adalah kemampuannya untuk berkontraksi yang tinggi. Sifat ini disebabkan karena sel-sel otot memiliki protein kontraktil, yaitu aktin dan miosin (Yunadi, 2003)
                Jaringan otot terdiri atas sel-sel yang disebut serabut otot yang mampu berkontraksi ketika dirangsang oleh implus saraf. Tersusun dalam susunan paralel di dalam sitoplasma, serabut otot adalah sejumlah besar mikrofilamen yang terbuat dari protein kontraktil aktin dan myosin. Otot adalah jaringan yang paling banyak terdapat pada sebagian besar hewan, dan kontraksi otot merupakan bagian besar dari kerja seluler yang memerlukan energi dalam suatu hewan yang aktif (Campbell, 2000).
                Jaringan otot atau biasa disebut otot telah dijumpai mulai dari invertebrata sampai vertebrata. Otot merupakan bagian terbesar dari tubuh manusia. Hampir setengah dari keseluruan berat tubuh manusia disumbang oleh otot. Jaringat otot seperti jaringan yang lain memiliki sifat peka terhadap rangsangan, mampu merambatkan impuls, mampu melaksanakan metabolisme dan mampu membelah diri. Sifat jaringan otot yang khas adalah kemampuannya untuk berkontraksi yang tinggi. Sifat kontraktilitas disebabkan sel-sel otot memiliki protein kontraktil, yaitu aktin dan myosin (Yunadi, 2003).
                  Jaringan otot menyebabkan kontraksi pada sel-sel yang berbentuk panjang, silinder atau gelendong yang masing-masing mengandung serabut kontraktil mikroskopik yang panjang dan paralel disebut miofibril yang terdiri atas protein miosin dan aktin sehingga terjadi gerakan pada kerangka dan organ. Berdasarkan morfologi dan fungsinya jaringan otot dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu otot polos, otot jantung, dan otot lurik (Citrawati, 1999).
Otot polos. Otot polos berbentuk selnya fusiformis, inti sel satu terletak di tengah berbentuk pipih, tiap sel dibungkus oleh jaringan ikat halus yang disebut endomesium. Bekerja tidak di bawah kesadaran atau kehendak sehingga disebut otot involunter, kontraksinya lambat, tetapi tidak mudah lelah. Setiap sel memiliki suatu nukleus pipih yang khas terletak di bagian sentral. Pada sel yang sedang berkontraksi nukleus tersebut sering terlipat. Otot polos biasanya mempunyai kegiatan spontan bila tidak ada perangsangan saraf. Oleh karena itu, suplai sarafnya berfungsi untuk mengubah kegiatan tersebut dan tidak memulainya
(Ari, 2012).
         Otot lurik memiliki unit terkecilnya yang disebut serabut otot. Panjangnya 1-40 mm dan lebarnya 10-40 mikron. Terdiri dari sel-sel panjang tidak bercabang, nukleus oval, banyak, dan terletak di pinggir sarkoplasma. Serabut otot dilapisi oleh jaringan sangat tipis yang disebut endomisium. Sekumpulan serabut otot dan jaringan endomisium diselubungi oleh jaringan ikat perimisium, dan disebut fasikulus. Sejumlah fasikulus membentuk kumpulan jaringan otot yang lebih besar dan dibungkus oleh jaringan ikat epimisium.
 (Ari, 2012).
Otot jantung pada tiap selnya mengandung 1 sampai 2 nukleus yang terletak di tengah sel. Sel-selnya beranastomose membentuk  anyaman. Pola garis-garis melintangnya identik dengan otot lurik. Antara sel satu dengan sel lainnya membentuk sinsitium yang dihubungkan oleh intercalated disc. Otot jantung  tersusun  atas serabut lurik yang bercabang dan saling berhubungan satu sama lainnya ukuran serabut ototnya lebih kecil dari serabut otot rangka, memiliki satu sampai dua inti ditengah sarkoplasma. Memiliki diskus interkalaris  yaitu pertemuan dua sel yang tampak gelap jika dilihat dibawah mikroskop. Kontraksinya tidak dibawah kesadaran, bersifat kuat, dan berirama (Syaifudin, 1997).



III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1  Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 28 Februari 2014 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.        

3.2  Alat dan Bahan

                Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis, buku gambar dan mikroskop cahaya dan bahan yang digunakan adalah preparat awetan yang terdiri dari preparat contoh jaringan otot jantung, otot lurik, dan otot polos.

3.3  Cara Kerja

Preparat awetan diletakkan di meja mikroskop, kemudian diamati mulai dari resolusi yang paling rendah, apabila belum jelas amati dengan perbesaran yang sedang, kemudian perbesaran tinggi. Lalu, gambarkan hasil praktikum yakni gambaran bentuk jaringan dasar awetan yang terlihat di mikroskop, dan beri keterangan.