BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sperma adalah sel gamat jantan yang kromosomnya
haploid. Sperma meliputi dua bagian, yaitu zat cair dan sel. Cairan merupakan
tempat hidup sperma. Sel-sel yang hidup dan bergerak disebut spermatozoa, dan
zat cair dimana sel-sel tersebut berenang disebut plasma seminal. Spermatozoa
merupakan sel padat dan sangat khas, tidak tumbuh atau membagi diri serta tidak
mempunyai peranan fisiologis apapun pada hewan yang menghasilkannya,
semata-mata hanya untuk membuahi telur pada jenis yang sama (Ganeser, 1994).
Sperma terdiri dari dua bagian, yaitu zat cair dan sel.
Cairan merupakan tempat hidup sperma. Sel-sel yang hidup dan bergerak disebut
spermatozoa, dan zat cair dimana sel-sel tersebut berenang disebut plasma
seminal. Spermatozoa merupakan sel padat dan sangat khas, tidak tumbuh atau
membagi diri serta tidak mempunyai peranan fisiologis apapun pada hewan yang
menghasilkannya, semata-mata hanya untuk membuahi telur pada jenis yang sama
(Campbell, 2003).
Seorang laki-laki umumnya mengejakulasi kurang lebih
2 sampai 5 mililiter semen, dan tiap milliliter mengandung sekitar 50 sampai
130 juta sperma. Saat telah berada dalam saluran reproduksi wanita,
prostaglandin dalam semen mengencerkan mucus pada pembukaan uterus dan
merangsang kontraksi otot uterus, yang membantu menggerakkan semen masuk ke
dalam uterus. Ketika semen berkoagulasi, sehingga memudahkan kontraksi uterus
untuk menggerakkannya. Antikoagulan mencairkan semen, dan sperma mulai berenang
melalui saluran wanita (Campbell, 2004).
Reproduksi merupakan kemampuan makhluk hidup
untuk menghasilkan keturunan. Bagi makhluk hidup tujuan reproduksinya adalah
agar suatu jenis makhluk hidup tidak mengalami kepunahan. Sama seperti makhluk
hidup lahnnya, manusia berepeproduksi secara sexual. Reproduksi secara sexual
melibatkan kelenjar dan saluran kelamin. Interaksi antara organ reproduksi,
kelenjar, dan saluran kelamin merupakan proses yang terjadi di dalam sistem
reproduksi (Slamet, 2007).
Reproduksi pada manusia di awali dengan persetubuhan
atau perkawinan (kopulasi). Persetubuhan merupakan masuknya organ kelamin luar
pria berupa penis ke dalam organ wanita berupa vagina. Persetubuhan di ikuti
proses fertilisasi (pembuahan) internal atau pembuahan yang terjadi di dalam
tubuh wanita. Fertilisasi merupakan penyatuan sperma dengan ovum (Diah,
2004).
Semen terdiri atas spermatozoa dalam plasma seminal
yaitu suatu campuran sekret dari epididimis, duktus deferen, vesikula
seminalis, prostate, dan kelenjar bulbouretralis. Volume ejakulat berkisar 3-4
ml, jumlah spermatozoa adalah 300-400 juta dan minimal sekitar 100 juta /ml.
Pada fertilitas yang normal, 50%-70% spermatozoa motil selama 3 jam pertama
setelah ejakulasi dengan kecepatan lebih dari 20 µm/detik. Spermatozoa yang
normal harus memiliki kepala bulat lonjong (oval), leher, dan ekor tunggal. Selain
konsentrasi, terdapat variabel lain yang dapat diukur untuk menentukan kualitas
spermatozoa, yaitu karakteristik semen yang meliputi koagulasi dan liquefaksi,
viskositas, rupa dan bau, volum, pH, kadar fruktosa, motilitas, dan morfologi
spermatozoa (Geneser, 1994).
Spermatozoa merupakan sel yang sangat
terspesialisasi dan padat yang tidak lagi mengalami pembelahan atau
pertumbuhan,berasal dari gonosit yang menjadi spermatogonium,spermatosit primer
dan sekunder dan selanjut nya berubah menjadi spermatid dan akhir nya berubah
menjadi spermatozoa. Spermatozoa terdiri atas dua bagian fungsional yang penting
yaitu kepala dan ekor ( Hafez, 2000)
Kepala spermatozoa berbentuk bulat telur dengan
panjang 5 mikron, diameter 3 mikron dan tebal 2 mikron yang terutama di bentuk
oleh nukleus berisi bahan-bahan sifat penurun ayah nya. Pada bagian
anteriorkepala spermatozoa terdapat akrosom,suatu struktur yang berbentuk topi
yang menutupi dua pertigaan bagian anterior kepala dan melindungi beberapa enzim
hidrolitik. (Yanagimachi, 1994).
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk melihat gambaran
spermatozoa dan membandingkan bentuk morfologi sperma pada mencit, katak, dan
kadal.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Spermatozoa merupakan
sel yang dihasilkan oleh fungsi reproduksi jantan. Sel tersebut mempunyai
kepala, leher dan ekor. Spermatozoa merupakan sel hasil maturasi dari sel
epitel germinal yang disebut spermatogonia. Spermatogonia terletak dalam dua
sampai tiga lapisan sepanjang batas luar epitel tubulus. Proses perkembangan
spermatogonia menjadi spermatozoa disebut spermatogenesis. Spermatogonia
primitif berkumpul di tepi membrane basal. Spermatogonia bermigrasi ke arah
sentral di antara sel-sel Sertoli. Sel-sel Sertoli mempunyai membran yang kuat
berlekatan satu sama lain pada bagian dasar dan sisi, sehingga dapat membentuk
lapisan pertahanan yang mencegah peneterasi dari kapiler-kapiler yang
mengelilingi tubulus. Spermatogonia yang akan menjadi spermatozoa dapat
menembus lapisan pertahanan (Ollero M, dkk 2001).
Pembelahan secara
meiosis terjadi jika spermatogonium yang masuk ke dalam lapisan sel-sel Sertoli
dimodifikasi secara berangsur-angsur dan membesar untuk membentuk suatu
spermatosit primer. Spermatosit primer membelah menjadi spermatosit sekunder.
Pembelahan meiosis kedua terjadi, di mana kedua kromatid dari 23 kromosom
berpisah pada sentromer, membentuk dua pasang 23 kromosom (Ollero M, dkk, 2001).
Kepala spermatozoa terdiri atas sel berinti dengan sedikit
sitoplasma dan lapisan membran sel di sekitar permukaannya. Di bagian luar
terdapat selubung akrosom yang dibentuk dari alat Golgi. Akrosom ini mengandung
enzim yang serupa dengan enzim yang ditemukan pada lisosom pada sel-sel
tertentu, termasuk hialuronidase, yang dapat mencerna filamen proteoglikan dari
jaringan, dan enzim proteolitik yang sangat kuat. Enzim-enzim tersebut
mempunyai peranan penting dalam hal memungkinkan sperma untuk membuahi ovum.
Ekor spermatozoa atau flagellum, memiliki 3 komponen utama, yaitu: rangka
pusat, membran sel, dan sekelompok mitokondria yang terdapat pada proximal dari
ekor. Tahap pengubahan akhir dari spermatosit menjadi spermatozoa terjadi
ketika spermatid terdapat pada lapisan sel-sel Sertoli. Sel-sel Sertoli
memelihara dan mengatur proses spermatogenesis. (Aitken RJ, dkk, 1995).
Spermatozoa pada umumnya memiliki empat bagian utama, yaitu
Head, acrosome, midpiece, tail, end piece. Kualitas spermatozoa meliputi
beberapa aspek, yaitu motilitas spermatozoa yang dapat dibagi menjadi tiga
kriteria (motilitas baik, motilitas kurang baik dan tidak motil), morfologi
spermatozoa meliputi bentuknya (normal atau abnormal, abnormalitas dapat
terjadi pada kepala, midpiece, ekor atau end piece), konsentrasi atau jumlah
spermatozoa dan viabilitas spermatozoa (Muhammad, 2012).
Head atau kepala yang Menentukan bentuk kepala spermatozoa
dan tergantung pada spesies hewan yang yang di amati. Kutub anterior inti
tertutup oleh tudung akrosom yang mengandung sejumlah enzim hidrolitik,
misalnya hyaluronidase yang berfungsi untuk melepaskan asam hyaluronic, dan
acrosin berupa acrosome yang befungsi menembus dinding zona pellucida. Enzim
tersebut diperlukan untuk menembus dinding zona pellucida agar spermatozoa
dapat masuk sel telur untuk proses pembuahan. Kepala terutama terdiri dari
nukleus, yang mengandung informasi genetik (Sacher, 2009).
Midpiece atau bagian leher sebagian besar berbentuk pendek
dan sempit, terletak antara kepala dan badan, berdiri dari senteriol yang
terletak sentral dengan serabut tepi kasar tersusun memanjang, berlanjut dengan
serabut luar pada badan spermatozoa. Flagellum merupakan pusat badan yang memiliki
struktur yang khas yaitu, dua buluh mikro sentral dan Sembilan pasang buluh
mikro perifer yang membentuk komplek filamen aklsial. Mereka di kelilingi oleh
Sembilan serabut luar yang memipih , tersusun longitudinal yang berhubungan
dengan serabut penhubung. Selanjutnya dikelilingi oleh mitokondria dengan
jalinan mengulir berbentuk cincin yang menebal pada badan menandai batas antara
badan dan ekor utama (Hafez, 2000).
Tail merupakan bagian
ekor spermatozoa yang paling panjang. Struktur komplek filamen aksial mirip
dengan bagian badan dan dikitari oleh kelanjutan serabut bagian badan.
Serabutnya bervariasi menurut ukuran,bentuk dan memipih kearah ekor . Rusuk
semisiskular struktur protein pada susunan mengulir melebur dengan dua serabut
luar membentuk selubung fibrosa tapi yang khas untuk bagian ekor utama.
End piece atau selubung fibrosa terminal menandai awal dari ujung ekor yang hanya mengandung kompleks filament aksial. Kearah proksimal ujung ekor, komplek ini memiliki ciri khas susunan Sembilan tambah dua kearah distal, pasangan dua tepi secara bertahap berkurang menjadi tunggal serta berakhir pada beberapa permukaan (Muhammad, 2012).
End piece atau selubung fibrosa terminal menandai awal dari ujung ekor yang hanya mengandung kompleks filament aksial. Kearah proksimal ujung ekor, komplek ini memiliki ciri khas susunan Sembilan tambah dua kearah distal, pasangan dua tepi secara bertahap berkurang menjadi tunggal serta berakhir pada beberapa permukaan (Muhammad, 2012).
Spermatogenesis berlangsung
dengan dua tahap yaitu spermatositogenesis dan spermiogenesis (metamorfosis). Spermatositogenesis diawali
dari spermatogonium (diploid) kemudian
memasuki pembelahan meiosis
I sebagai spermatosit
primer akan membentuk 2
spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder
mengalami pembelahan meiosis II
masing-masing membentuk dua
spermatid. Diferensiasi spermatid
menjadi spermatozoon disebut dengan
spermiogenesis. Spermatogenesis terjadi
pada dinding tubulus seminiferus
testis sehingga pada dinding tersebut
dapat diamati berbagai stadium perkembangan rnulai dan
bagian penifer sampai ke lumen. Selain
terdapat sel spermatogenik
juga dapat ditemukan
sel Sertoli yang
berfungsi untuk memberi
nutrisi bagi sperma yang
terbentuk (Felisa, 2010).
Sistem
reproduksi laki-laki atau sistem kelamin laki-laki terdiri dari sejumlah organ
seks yang merupakan bagian dari proses reproduksi manusia. Pada laki-laki,
organ-organ reproduksi ini terletak di luar tubuh manusia, sekitar panggul wilayah.
Organ utama pada laki-laki adalah penis dan testis yang memproduksi air mani dan sperma, yang sebagai bagian dari hubungan seks pupuk sebuah ovum dalam wanita tubuh dan ovum dibuahi atau zigot secara bertahap berkembang menjadi janin, yang kemudian lahir sebagai anak. Untuk menghasilkan sperma diperlukan tahap-tahap yang meliputi spermatogenesis dan spermiogenesis. Pada spermatogenesis terjadi pembelahan dan meiosis menjadi spermatid yang berbentuk bulat dan belum memiki tubuh yang lengkap. Maka terjadilah proses spermiogenesis dimana spermatid tadi akan diberikan ekor dan penujang dari hidupny sperma beserta tugasnya (Sukra, 2000).
Organ utama pada laki-laki adalah penis dan testis yang memproduksi air mani dan sperma, yang sebagai bagian dari hubungan seks pupuk sebuah ovum dalam wanita tubuh dan ovum dibuahi atau zigot secara bertahap berkembang menjadi janin, yang kemudian lahir sebagai anak. Untuk menghasilkan sperma diperlukan tahap-tahap yang meliputi spermatogenesis dan spermiogenesis. Pada spermatogenesis terjadi pembelahan dan meiosis menjadi spermatid yang berbentuk bulat dan belum memiki tubuh yang lengkap. Maka terjadilah proses spermiogenesis dimana spermatid tadi akan diberikan ekor dan penujang dari hidupny sperma beserta tugasnya (Sukra, 2000).
Spermatidogenesis merupakan proses lanjutan dari
spermatogenesis dimana terjadi pembentukan spermatid dari spermatosit sekunder.
Pada proses ini akan terjadi pembelahan secara meiosis tahap pertama dan akan
dilanjutkan dengan meiosis tahap kedua dengan hasil nanti didapatkan empat
spermatid dari satu spermatogonia. Kemudian spermatogonia ini akan memasuki
tahap spermiogenesis dimana spermatid tadi akan dirubah menjadi spermatozoa
yang akan siap membuahi sel telur (Andi, 2009).
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 22
September 2014 pada pukul 13.00 sampai dengan 16.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Sriwijaya, Indralaya.
3.2.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah karter,
mikroskop, kapas, kloroform, pipet tetes. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Mabouya
multifaciata, Mus muculus jantan dewasa dan Rana
sp jantan dewasa.
3.3.
Cara Kerja
Preparat Segar
Spermatozoa
katak diambil dari testis, spermatozoa dari kadal dan mencit diambil dari
ductus diferens. Ductus diferens mencit dan kadal dipotong-potong, dan
masing-masing dipisahkan di cawan petri dan dicampur larutan holfreter dan
dimounting pada objek gelas cekung. Perhatikan gerak berenangnya, bentuk,
kepalanya dan ekornya. Pet tetes. Bandingkan antar sperma mencit, kadal, dan
katak.
Preparat Apusan
Ambil
cairan yang megandung spermatozoa dengan pipet tetes. Teteskan pada objek gelas
dan ratakan. Keringkan di udara. Stelah kering difiksasi dengan methyl alkohol
selama 10 menit. Diwarnai dengan giemsa selama 30 menit lalu lihat dibawah
mikroskop. Amati, caput berinti, bagian collum/badan terdapat sentriol, dan
ekor.
LAPORAN
PRAKTIKUM
STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN II
MORFOLOGI SPERMATOZOA
OLEH:
NAMA :
ISNAINI FAUZIYAH
NIM :
08041181320022
KELOMPOK :
TUJUH
ASISTEN :
RAHMAT PRATAMA
LABORATORIUM ZOOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014
Tambahkan Komentar