LEMBAR
HASIL KERJA
PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
Judul praktikum : ISOLASI BAKTERI DARI SUATU CAMPURAN
Nama / NIM mhsw : Isnaini Fauziyah/08041181320022 Kelompok :
V (LIMA)
Asisten : Lia Yulistia Tanggal :
24 /09/2014
I.
TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan
praktikum ini adalah :
Mempelajari cara-cara
mengisolasi bakteri dari suatu campuran dengan teknik cawan gores.
II.
LANDASAN TEORI
Isolasi adalah
mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam danmenumbuhkannya dalam suatu
medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis
mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam
mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam
media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap
pada tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari satu jenis
mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan
murni atau biakan aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu
macam mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan campuran, jika hanya
terdiri dari dua jenis mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara satu sama
lain dalam asosiasi, dikenal sebagai biakan dua-jenis.
Prinsip dari isolasi
mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang
berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Cara isolasi bakteri
dilakukan dengan metode tuang (pour plate), metode goresan (streak plate),
metode miring (slant culture), dan metode tegak (stab culture). Persyaratan
utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya
kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber
bakteriofage yang paling baik dan paling utama adalah habitat inang. Sebagai
contoh fage koli yang di jumpai di dalam pencernaan dapat diisolasi dari limbah
atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi bahan
sumbrnya dan penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya (Adams,
2000)
Beberapa cara yang
digunakan dalam teknik isolasi baik untuk bakteri, fungi, dan khamir dengan
metode garis, metode tuang, metode sebar, metode penuangan, serta
micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering banyak digunakan adalah
teknik cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip
yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu
species dapat dipisahkan (Plezar, 2006)
Mikroorganisme
dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari bahan nutrient.
Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada banyak faktor seperti
apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Perbenihan untuk pertumbuhan
bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus mengandung semua zat makanan yang
diperlukan oleh organisme tersebut. Faktor lain seperti PH, suhu, dan
pendinginan harus dikendalikan dengan baik (Buckle, 2007).
Mikroorganisme tidak
memerlukan banyak ruangan untuk perkembangannya, sebab itu media
buatan (agar) dapat dimasukkan ke dalam sebuah tabung percobaan labu atau
cawan Petri. Pada permulaannya tabung atau cawan Petri harus dalam keadaan
steril (bebas dari setiap mikroorganisme hidup) lalu setelah itu dimasukkan
mikrobia yang diinginkan, tabung atau cawan harus dilindungi terhadap
kontaminasi dari luar. Sumber utama pencemaran dari luar adalah udara,
yang banyak mengandung mikroorganisme yang berterbangan. Bentuk cawan petri,
dengan tutup yang saling menyelubungi, dirancang untuk mencegah pencemaran
udara. Pencemaran tabung atau labu dihindari dengan cara menyumbat mulutnya
dengan penutup yang cocok, biasanya dengan kapas (Buckle, 2007).
Medium juga memiliki
fungsi lain, seperti tempat untuk mengisolasi, seleksi, evaluasi dan
diferensiasi biakan yang didapatkan. Agar tiap-tiap medium memilki
karakteristik yang sesuai dengan tujuan sehingga seringkali digunakan beberapa
jenis zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba. Beberapa indikasi pembiakan pada laboratorium
mikrobiologi meliputi pengasingan (isolasi) mikroba pada biakan bakteri,
menunjukan sifat khas mikroba, untuk menentukan jenis mikroba yang diisolasi
dengan cara-cara tertentu, untuk mendapatkan bahan biakan yang cukup untuk
membuatantigen dan percobaan serologi lainnya, menentukan kepekaan kuman
terhadap antibiotik, menghitung jumlah kuman, mempertahankan biakan mikroba (Suriawiria,
2005).
Pour plate atau shake
culture merupakan salah satu teknik isolasi bakteri yang menggunakan beberapa ml suspensi bakteri dicampur dengan
mediaum yang masih cair (belum membeku) dengan demikian akan
diperoleh piaraan adukan. Teknik ini digunakan untuk mengencerkan
atau mengisolasi bakteri atau biakan yang terdapat pada suatu medium. Contohnya,
Setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu, koloni akan tumbuh pada permukaan
dan bagian bawah agar (Rusdimin, 2003)
Streak Plate atau
culture adalah teknik isolasi bakeri dengan menggunakan ujung kawat imokulasi
yang membawa bakteri digesekkan atau digoreskan dengan bentuk zig-zag pada
permukaan agar-agar dalam cawan Petri sampai meliputi seluruh permukaan. Untuk
memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan, yang biasanya diperoleh
dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan
menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan
yang umum sekali dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan
sebaik- baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi
kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga
menyulitkan pemisahan sel - sel yang digores (Rusdimin, 2003).
Slant culture adalah
teknik isolasi dengan penggunaan ujung kawat yang membawakan bakteri digesekkan
pada permukaan agar-agar miring dalam tabung reaksi. Dapat dilakukan
dengan cara menggoreskan secaa zig-zag pada permukaan agar miring menggunakan
jarum ose yang bagian atasnya dilengkungkan. Cara ini juga
dilakukan pada agar tegak untuk meminimalisir pertumbuhan mikroba dalam keadaan
kekurangan oksigen. (Rusdimin, 2003)
Karakteristik dari
koloni bakteri yang didapatkan dari hasil inokulasi, memiliki beberapa
karakteristik yang akan diamati untuk membedakan atau mengidentifikasi jenis
bakteri yang ada, beberapa karakteristiknya yaitu, dari ukuran koloni
bakteri itu sendiri. contohnya: Titik, Kecil, Sedang, atau Besar. Warna
koloni walaupun bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan tidak kontras
dengan air, di mana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Bentuk koloni
contohnya: bundar, tidak beraturan, atau rhizoid. Bentuk bagian tepi koloni
contohnya: rata (entire), tidak rata, bergelombang secara beraturan
(lobate ), bergelombang (undulate), Bergerigi, atau Seperti filamen (Sari,
2009).
III.
CARA KERJA
1. Isolasi
dengan metode spread plate (Agar Tabur Ulas)
Disiapkan
medium NA lempeng, ambil 0,1 ml biakan E.Coli dengan pipet serologis secara
aseptis. Teteskan pada medium NA lempeng di cawan petri dan ratkan dengan
trigalski. Lalu panaskan pinggiran dan tutup cawan petri diatasa api memyalaa
pada bunsen tggu sebentar kemudian bungkus dengan kertas untuk diinkubasi.
Inkubasi dalam 2 hari dengan suhu 37 derajat celsius. Dan amati ada tidaknya
koloni bakteri.
Tambahkan Komentar