KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat karunia-Nya, sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah Taksonomi Hewan tentang “Tipe Paruh dan Jenis-Jenis
Burung Berdasarkan Perbedaan Jenis Makanannya” ini tepat pada waktunya. Dalam
penyusunan tugas makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, namun berkat
kerja keras saya dapat menyelesaikannya. Tidak lupa saya ucapkan banyak terima
kasih kepada dosen pengasuh saya Dr.Effendi Parlindungan
sagala, M.Si, yang telah mengajar mata
kuliah Taksonomi Hewan. Adapun Tugas Makalah ini dibuat atas keperluan memenuhi
tugas sebagai syarat UAS.
Dalam
penyusunan Tugas makalah ini, tentunya masih terdapat kekeliruan dan
kekurangan. Oleh karena itu, besar harapan saya kepada dosen dapat memberikan kritik
dan saran yang bersifat membangun, agar penyusunan karya ilmiah selanjutnya
lebih baik lagi, untuk saya mengucapkan terima kasih.
Indralaya, 02 Februari 2015
Isnaini Fauziyah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
I PENDAHULUAN.....................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................4
II PEMBAHASAN.......................................................................................................5
2.1
Jenis-jenis burung pemakan serangga...........................................................5
2.2
jenis Burung Pemakan
Biji............................................................................8
2.3
Jenis burung pemakan Buah........................................................................11
2.4
jenis burung pemakan
Nektar......................................................................15
2.3 Jenis
burung migrasi dan tipe-tipe paruhnya...............................................18
III PENUTUP..............................................................................................................21
3.1 Kesimpulan.................................................................................................21
3.2 Saran...........................................................................................................21
IV DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................22
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Burung atau sejenis
unggas adalah makhluk hidup yang tinggal di Bumi dan memiliki banyak jenis.
Sebagai makhluk hidup, burung atau unggas harus mencari makanan untuk
berlangsungnya kehidupan, tanpa makanan burung atau makhluk hidup lainnya pasti
akan mati. Selain daripada itu yang tidak kalah penting yaitu cara makhluk
hidup tersebut mempertahankan diri dari musuh atau mangsanya, tidak terkecuali
burung. Agar burung tetap bisa bertahan hidup maka burung tersebut harus bisa
mencari makannannya sendiri, inilah peranan pentingnya paruh dan kaki
burung. Jenis paruh dan kaki burung juga dapat membedakan jenis
makanan yang dimakan oleh burung tersebut, seperti ada yang memakan
biji-bijian, ikan, madu, daging dan lain-lain.
Bentuk paruh dan kaki
pada Burung beranekaragam disesuaikan dengan jenis makanan dan cara memperoleh
makanan tersebut. Dengan melihat paruh ataupun kakinya, kita dapat
mengatakan banyak hal mengenai burung. Misalnya
petunjuk tentang apa jenis makanannya maupun tempat tinggalnya.
1.2 Rumusan
Masalah
1.2.1 Apa saja
Jenis-Jenis Burung Pemakan Serangga?
1.2.2 Apa Saja
Jenis-Jenis Burung Pemakan Biji?
1.2.3 Apa Saja Jenis-Jenis Burung
Migrasi dan Tipe Paruhnya?
1.2.4 Apa Saja Jenis-Jenis Burung Pemakan
Buah?
1.2.5 Apa saja Jenis-Jenis Burung
Pemakan Nektar?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui
Jenis-Jenis Burung Pemakan Serangga.
1.3.2 Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Burung
Pemakan Biji.
1.3.3 Untuk
Mengetahui Jenis-Jenis Migrasi Dan Tipe Paruhnya.
1.3.4 Untuk
Mengetahui Jenis-Jenis Burung Pemakan Buah
1.3.4 Untuk
Mengetahui Jenis-Jenis Burung Pemakan Nektar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis-Jenis Burung Pemakan Serangga
Bentuk paruh burung ini pada umumnya agak panjang dan
sedikit runcing. Bentuk paruh itu memudahkan burung menangkap serangga
sekalipun serangga tersebut berada di celah yang sempit.
1. Burung
Pelatuk (Picus viridis)
2. Burung
Cabak (Caprimulgidae)
3. Burung
Cabak India (Caprimulgus indicus)
Burung
Cabak India masih satu marga dengan burung cabak. Burung cabak India banyak
ditemukan di daerah-daerah di Pulau Jawa. Burung cabak India umumnya berwarna
keabu-abuan, dengan rona kerah merah coklat pada bagian tengkuknya.
Habitat burung cabak India
ialah di hutan-hutan yang lebat atau di semak-semak belukar. Karena bersifat
nokturnal, burung cabak India lebih banyak menghabiskan waktu siangnya buat
beristirahat atau bertengger di atas dahan pohon.
4. Burung
Cabak Maling (Caprimulgus
macrurus)
5.
Burung Pelatuk Besi (Dinopium javanense)
Burung ini
biasa mencari makan dengan cara melubangi pohon untuk mencari larva atau
serangga yang ada di dalam batang pohon, dan sarang semut. Burung ini biasa dan
sering ditemukan di hutan yang lebat. Burung ini juga bersarang di lubang pohon
dengan terlebih dahulu melubangi pohon tersebut. Burungini biasa bertelur 2‐3 butir tiap sarang.
6.
Burung Murai Gila (Rhipinura
javanica)
Burung ini
biasa terlihat di daerah aliran air dan perkebunan. Burung ini memakan serangga
kecil. Burung ini biasa bersarang di pohon yang tinggi dan senang membuat
sarang di cabang pohon yang kecil. Burung ini membangun sarangnya dengan rumput
yang melekatkannya di cabang pohon. Burung ini bertelur 2 ‐3 butir tiap sarangnya.
7. Burung
Cipoh Kacat (Aegithina tiphia)
Burung ini
biasa ditemukan di pohon yang rimbun sedang mencari makannan seperti ulat dan serangga.
Burung ini biasa mencari makan secara berkelompok dengan jumlah 3-5 ekor.
Burung ini biasa bersarang di pohon yang rimbun dengan jumlah telur 2-3 butir.
Burung ini merawat anaknya sampai bisa mencari makan sendiri.
8.
Burung Robin (Leiothrix
lutea)
Burung robin sangat
peka sekali dengan perubahan cuaca pada lingkungan sekitarnya. Robin menyukai
tempat yang teduh serta sejuk. Sesuai dengan habitat aslinya di hutan yang
lebat. Burung robin di habitat aslinya memakan serangga kecil, seperti
jangkrik, belalang serta ulat. Untuk jangkrik
cukup diberi 2 ekor saja setiap hari. Di hutan burung ini
sering kali ditemukan hedup secara berkelompok dengan jumlah antara 10 hingga
30 ekor.
9. Burung Ciu Besar (Pteruthius
flaviscapis)
10. Burung
Paok Sayap Biru (Pitta moluccensis)
2.2 Jenis-Jenis
Burung Pemakan Biji
Karakteristik paruh buurng pemakan biji-bijian diantaranya yaitu
berukuran pendek, tebal, runcing, dan tajam. Bentuk paruh seperti ini berfungsi
untuk membantu burung mengambil dan memecah biji-bijian dari pepohonan.
1.
Burung Gelatik Jawa (Padda oryzivora)
Burung ini sekarang ini mulai jarang ditemui karen
perburuan manusia yang berlebihan serta kerusakan lingkungan yang terlalu
parah. Burung ini sering dipelihara sebagai burung hias. Burung ini biasa
bersarang di lubang pohon atau lubang-lubang di daerah bertebing . Burung ini
biasa bertelur 2-4 butir tiap sarang.
2.
Burung Pipit Peking (Lonchura punctulata)
Burung ini sering ditemui di daerah persawahan
terutama pada saat panen padi. Burung ini hidup secara berkelompok tetapi pada
saat musim kawin tiba burung ini akan bersama pasangannya dan membuat sarang dan
menetasakan telurnya yang umumnya berjumlah 4-6 butir tiap sarang. Sarang
burung ini gampang ditemui di lingkungan kita, bentuknya lingkaran dengan satu
lubang keluar masuk.
3.
Burung Pipit Dada Putih (Lonchura leucogastroides)
Burung biasa ditemui di daerah sawah untuk makan dan
bila tidak sedang makan burung ini lebih banyak menghabiskan waktunya
bertengger di tempat yang teduh seperti aliran air. Burung inin biasa bersarang
di pohon yang rimbun seperti cemara, mangga yang habis ditebang dan tumbuh dahan
baru. Burung ini memiliki keunikan yaitu sarangnya bagian luarnya terdiri dari
rumput kering atau sampah kering sedangkan bagi dalamnya di susun dengan ijuk.
Burung ini bertelur 3-5 butir tiap sarang.
4.
Burung Pipit Bondol (Lonchura maja)
5.
Burung Tekukur (Streptopelia
chinensis)
Tekukur merupakan jenis burung pemakan biji-bijian.
Memiliki tubuh berukuran sedang dengan bulu berwarna cokelat kemerahmudaan.
Tekukur memiliki ekor yang panjang. Sayapnya memiliki warna yang lebih gelap
daripada bulu tubuh. Pada bagian leher terdapat bercak-bercak putih hitam yang khas.
Tekukur mencari makan berupa biji-bijian di permukaan tanah.
6.
Burung Merpati (Columba
livia)
7.
Burung Perkutut (Geopelia
striata)
8.
Burung Kenari (Serinus canaria)
9.
Burung Parkit (Melopsittacus undulatus)
10. Burung
Bondol Hijau Binglis (Erythrura prasina)
2.3 Jenis-Jenis Burung Migrasi dan Tipe
Paruhnya
1.
Burung Jenjang (Balearica pavonina)
Beberapa spesies burung
jenjang merupakan burung migran ke tempat yang
sangat jauh, sedangkan beberapa spesies yang hidup di iklim panas bukan
merupakan burung migran. Burung jenjang hidup berkelompok dan jika jumlahnya
cukup dapat membentuk kawanan yang besar. Habitat di sawah, danau, rawa, lahan basah dan padang rumput.
Burung jenjang merupakan burung pemangsa
yang memakan apa saja, tapi makanan bisa berubah bergantung pada musim.
2.
Tachymarptis melba
3.
Pluvialis
fulva
4.
Sterna
paradisaea
5.
Puffinus
griseus
Puffinus
griseus dengan panjang tubuh 40–51 cm dengan rentang sayap
94–110 cm, dan sanggup menyelam 68 m untuk memakan ikan dalam migrasinya.
Burung ini menempuh jarak 64.037 km (38.809 mil) dengan kecepatan per harinya
540-910km/hari menyeberangi samudera pasifik (www.ncbi.nlm.nih.gov).
Tidak diketahui pasti kenapa burung sanggup migrasi dalam jarak yang jauh dan
tidak tersesat seperti penerbangan yang dilakukan oleh Puffinus griseus secara
individual, hipotesa mengatakan burung memiliki magnetite pada hidungnya
sehingga membantunya menggunakan magnet bumi untuk navigasi.
6.
Gallinago
media
(Gallinago gallinago) merupakan burung peranduk gempal
kecil asal di Dunia Lama. Habitat pembiakan adalah di paya, paya gambut, tundra dan padang rumput lembab sepanjang Eropah utara dan utara Asia. Ia merupakan burung berhijrah, dengan burung Eropah
menghabiskan musim sejuk di selatan dan barat Eropah dan Afrika (selatan ke
Khatulistiwa), da penghijrah Asia bergerak ke Asia Tenggara tropika.
7.
Limosa
lapponica
Biru-laut ekor-blorok (Limosa lapponica) adalah spesies burung dari keluarga Scolopacidae, dari genus Limosa.
Burung ini merupakan jenis burung pemakan kepiting, cacing, moluska yang
memiliki habitat di perairan pasang surut, muara, beting pasir, perairan
dangkal. Biru-laut ekor-blorok memiliki tubuh berukuran besar (37 cm). Kaki
panjang, paruh sedikit melengkung keatas. Tubuh bagian atas berbintik abu-abu
dan coklat. Alis putih jelas. Pada dada sedikit abu-abu. Ciri khas: garis sayap
sempit warna pucat, garis-garis coklat sempit di atas tunggir, ekor putih. Iris
coklat, pangkal paruh merah jambu, ujung paruh hitam, kaki hijau gelap atau
abu-abu.
8.
Catharus
ustulatus
9.
Setophaga
striata
Blackpoll Warbler, menggemukkan badannya lebih dari 2 kali
lipat dari ukuran normalnya beberapa minggu sebelum proses migrasi. Jenis
burung ini melakukannya
ketika hendak menempuh 3.700 km (2.300 mil) selama 86 jam
non stop, dari Amerika Utara ke Barat Laut Amerika Selatan. Burung ini memiliki
berat mencapai 9.7-21 g dan panjang 12.5-15 cm dengan kepakan sayap mencecah
20-25 cm.
10.
Selasphorus
rufus
Rufous
Hummingbird merupakan burung
terkecil yang bermigrasi paling jauh dari semua spesies hummingbird yang ada,
dengan ukuran yang tidak berbeda jauh dengan Archilochus
colubris yaitu, berat 2–5 g,
panjang 7–9 cm serta kepakan sayap
mencapai 11 cm. Satu perjalanan berangkat saja mereka
menempuh jarak 3.219-4828 km (2000-3000 mil) melewati Rocky Mountain dengan
catatan terjauh 6276 km (3,900 mil). Mereka berkembangbiak di Alaska dan juga
menjalani musim dingin di Meksiko (Guerero). Pada musim semi, burung ini
terbang menuju bagian utara pasifik, sedangkan pada musim gugur mereka terbang
menuju ke selatan melewati lebih banyak daerah pegunungan.
2.4 Jenis-Jenis Burung Pemakan Buah
3. Merbah Cerukcuk
4. Punai Gading
5. Cabai Jawa
6. Burung
Cerukcuk (Pycnonotus
goiavier)
Sebab Burung Cucak memiliki beberapa perbedaan dari pola makan dan jenis
makanan. Namun kebanyakan dari Burung Cucak merupakan pemakan bijian dan
serangga. Tapi tidak jarang dari Burung Cucak merupakan pemakan daun , buah-buahan
atau sari dalam bunga.
Punai Lengguak (Treron curvirostra) adalah spesies burung pada
famili Columbidae. Burung ini penetap dan tidak dilindungi
oleh Indonesia. Panjangnya, 27 cm. Burung yang jantan
mempunyai paruh yang berwarna kuning. Bagian bawahnya berwarna merah dan
punggung dan penutup atas sayap merah-coklat (betina:hijau
gelap). Saat
makan dalam kawanan besar, sering terlihat terbang berpindah-pindah pada
tajuk pohon yang rendah, di hutan dataran
rendah sampai ketinggian 200 mdpl.
9. Burung
Cucak Kebon
Uwur Asia (Eudynamis scolopacea) adalah spesies burung dari keluarga Cuculidae, dari genus Eudynamis. Burung ini merupakan jenis burung pemakan
buah-buahan, dan serangga. Tuwur Asia memiliki tubuh berukuran besar 42 cm.
Jantan: Warna hitam. Betina: Warna coklat abu-abu berbintik bintik putih. Iris
merah, paruh hijau pucat, kaki biru abu-abu. Pemalu lebih suka bersembunyi
dalam vegetasi yang rapat. Telur berbintik kebiruan, jumlah 3 butir. Berbiak
bulan Juni-Agustus, November-Maret. Penyebaran meliputi India, Cina, Asia
tenggara, Semenanjung Malaysia.Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, Papua.
2.5 Jenis Burung Pemakan Nektar
Paruh burung pemakan atau penghisap nektar (madu) ini
berbentuk panjang dan runcing pada ujung paruhnya. Bentuk paruh seperti itu
berfungsi untuk mempermudah burung menghisap nektar.
Habitat burung ini umumnya
di atas pohon untuk memudahkan burung memperoleh makanannya.
Serangga-serangga yang biasa dijadikan santapan ialah semut, laba-laba, ulat,
kepik, belalang, dan lain-lain.
1.
Burung-Madu Kelapa
Burung-madu
kelapa (Anthreptes malacensis)
adalah spesies burung
dari keluarga Nectariniidae, dari genus Anthreptes. Burung ini merupakan
jenis burung pemakan nektar Loranthus, Musa, Hibiscus, serangga,
ulat, laba-laba, buah lembu dan memiliki habitat di pekarangan terbuka, kebun
kelapa, semak pantai, hutan mangrove. tersebar sampai ketinggian 1.200 m dpl.
2.
Sogok
Ontong (Sun Bird)
3.
Burung Kacamata Biasa (Zosterops palpebrosus)
Kacamata biasa (Zosterops palpebrosus) adalah nama sejenis burung kecil
dari suku Zosteropidae, bangsa Passeriformes
(burung petengger). Burung ini merupakan penetap di hutan-hutan terbuka di
kawasan Asia tropis,
mulai dari India ke
timur hingga Cina dan Indonesia. Burung
kecil yang lincah, dengan panjang tubuh (dari ujung paruh hingga ujung ekor)
sekitar 10–11 cm. Sisi atas tubuh tertutup bulu-bulu kehijauan atau
hijau kekuningan (hijau zaitun).
4.
Burung Madu Sriganti
Burung-madu sriganti (Nectarinia jugularis) adalah spesies burung
dari keluarga Nectariniidae, dari genus Nectarinia. Burung ini
merupakan jenis burung pemakan nektar Benalu, Mengkudu, Pepaya, Dadap, serangga
kecil, laba-laba dan memiliki habitat di pekarangan, semak pantai, hutan
mangrove. Burung-madu sriganti memiliki tubuh berukuran kecil (10 cm),
mempunyai paruh lancip dan panjang, berdarah panas, dan membiak dengan cara
bertelur.
5.
Kolibri Sepah Raja
Ciri
khas dari burung kolibri sepah raja (Crimson Sunbird) adalah warna merah dan warna hitam yang di kepalaya
menjadi ciri khas dari burung ini. Burung Sepah Raja ini memakan nektar dari
berbagai bunga, bahkan air gula.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang telah
dibuat didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Tipe
paruh yang berbeda dari masing-masing jenis burung tergantung dari jenis
makanannya.
2. Tipe
paruh, bentuk kaki termasuk salah satu adaptasi morfologi yang dilakukan burung
untuk menyesuaikan tempat hidup dan makanannya.
3. Burung
migrasi memiliki beberapa adaptasi pada organ pernapasannya seperti adanya
pundi-pundi udara yang membantu burung pada saat terbang.
4. Burung
migrasi melakukan perpindahan tempat secara periodik dikarenakan pengaruh dari
ketersediaan bahan makanan dan perubahan musim yang terjadi.
5. Burung
pemakan nektar memiliki paruh yang kecil, ramping, dan panjang runcing pada
ujung paruh yang memungkinkan burung dapat mengambil nektar dalam bunga.
6. Burung
pemakan serangga memiliki paruh yang agak panjang dan sedikit runcing.
7. Karakteristik paruh burung pemakan biji-bijian diantaranya berukuran pendek, tebal, runcing, dan
tajam.
3.2 Saran
Supaya pembuatan tugas berbentuk makalah
seperti ini dapat terus digiatkan, selain untuk menambah pengetahuan juga dapat
menambah nilai tugas anak kuliah. Pembuatan makalah ini juga diharapkan lebih
memuaskan hasilnya dapat seimbang antara nilai dan kerja kerasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2011. Cabai Jawa. http://www.kutilang.or.id/2011/11/16/cabai-jawa/. Diakses
tanggal 25 April 2015.
Anonim.
2011. Cucak Kutilang. http://www.kutilang.or.id/2011/11/25/cucak-kutilang/. Diakses tanggal
25 April 2015.
Anonim.
2011. Merbah Cerucuk. http://www.kutilang.or.id/2011/11/25/merbah-cerukcuk/. Diakses tanggal
25 April 2015.
Anonim.
2011. Punai Gading. http://www.kutilang.or.id/2011/08/25/punai-gading/. Diakses
tanggal 25 April 2015.
Anonim.
Fakta Unik Migrasi Burung. http://www.kaskus.co.id/thread/538c543ea90 7e7 f15d8b4578/20-fakta-unik-migrasi-burung
Cristidies.
2004. Penghisap Madu. http://id.wikipedia.org/wiki/Penghisap_madu. Diakses tanggal
25 April 2015.
Fauzan,
Rizki. 2013. Burung Ocehan
Kolibri dan Jenis Jenisnya. http://www.burungo
cehan.link/2013/10/burung-ocehan-kolibri-dan-jenis-jenisnya.html. Diakses
tanggal 25 April 2015.
Pratama,
Restu. 2014. Daftar Spesies Burung
Indonesia. http://bio.undip.ac.id/sbw/ spdaftarindo.html. Diakses
tanggal 25 April 2015.
Saputro,
Satria Dwi. 2013. Burung Ocehan
Kolibri dan Jenis-Jenisnya. http://beritane. com
/tag/burung-pemakan-serangga/. Diakses tanggal 25 April 2015.
Saputro,
Satria Dwi. 2013. Walik Jambu. http://beritane.com/2013/04/07/walik-jambu/. Diakses
tanggal 25 April 2015.
Tambahkan Komentar