Teks narasi
Cerpen
Orientasi : bagian awal yang berisi pengenalan
tokoh-tokoh, latar tempat, waktu, dan awalan masuk ke tahap berikutnya.
Komplikasi : bagian tokoh utama berhadapan dengan
masalah. Bagian ini menjadi inti dari teks narasi. Harus ada.
Resolusi : bagian kelanjutan dari komplikasi
yaitu pemecahan masalah yang harus diselesaikan dengan cara kreatif.
Ibuku
Tersayang
Tak
penah terbesit dalam benakku, Cerita penuh pilu ini akan terjadi pada keluarga
terutama ibuku. Namaku M. Arif Fadli, panggil saja Arif. Aku adalah anak kedua
dari 5 bersaudara. Aku sekarang bersekolah di SMP N 1 Indralaya dan Umurku
telah menginjak 13 tahun. Tidak terasa sudah 3 tahun berlalu dari tragedi
itu... kini hidupku dan orang tuaku sudah membaik perlahan namun pasti bangkit.
Ibuku pun sudah sehat dan relatif menjaga kesehatan.
Canda
tawa berubah jadi pilu.. L waktu itu aku baru saja pulang sekolah
dengan wajah yang berseri karena kemarin baru saja aku memenangkan lomba Anak
Soleh. Aku mengetuk pintu rumahku.
“tok...tokk..tokkk... assalamualaikum..”
salamku dari luar rumah.
“walaalaikum salam” ibuku menjawab dengan
suara terindahnya..
Aku mencium tangannya yang halus dan
tersenyum J
memandang wajah ibu. Wajahku berubah ekspresi ketika meneliti wajah ibuku yang
pucat.
“ibu gak papa??.. kayaknya ibu perlu
istirahat.. muka ibu pucat”..
Ibuku tersenyum dan memelukku dengan
erat sambil membisikkan kata.
“Ibu gak kenapa-kenapa nak..” ucap
ibuku...
***
Trilililittttttt.... trililittttt....
Suara jam waker ku
bersenandung di telinga.. aku segera bangun dan mengusap wajahku di kamar
mandi. Tiada suara siapapun?? Aku merasa aneh.. aku bingung kenapa rumahku
tampak sepi??. Aku pun mencari ibu kebelakang. Aku mendengar bunyi kompor di
dapur J
aku pun tersenyum dan menghampiri ibu.
“Ibu....Bu....masak pa??”.
“Ibu gak ada” mbakku menjawab.
Aku melongoo.. melihat itu mbakku bukan
ibu. Nampak kemerahan di kelopak mata mbakku, namanya isnayni. Aku mulai
bingung dengan apa yang terjadi.
“Ibu lagi pergi untuk sementara, jadi kakak
sama mbak dulu” jawab mbak tanpa basa basi.
“Ibu ko gak bilang mau pergi? Adek mana
mbak??”
“ikut Ibu” jawab mbakku lagi.
“Ibu jahat gak ajak-ajak Kakak lagi!!”
Mbakku hanya diam.
Pertanyaan
di batinku bergejolak, yang ku tahu saat itu Ibu jahat karna meninggalkanku
dengan mbak di rumah. Aku menangis di kamarku. Sambil mencoret-coret buku
gambarku. Ku harap ibu cepat kembali..
***
Tok..
tok .. tok..
Terdengar memekak
telinga. Mengejutkanku yang masih asik dengan mobilanku. Seketika aku
meninggalkan mobilanku ketika aku tahu itu ayah. Dengan wajah polos dan
senyum-senyum aku mendekati ayah.
“Yahhh... Ibu mana..?”
Ayahku hanya diam..
Ayahku hanya mengisaratkan mbakku untuk
melipat baju di kamar. Suasana rumah nampak tak tenang aku masih bingung
melihat kesibukan.
Sudah
hampir siang, aku berangkat pergi dari rumah bersama ayah dan mbakku. Aku
kembali bertanya pada ayah..
“Yah... Ibu mana?? Kita mau kemana??”.
Tanyaku.
Ayahku hanya diam dan berusaha untuk
menyembunyikan kesedihan.
“Nanti
kita liat Ibu ya.. Ibu kangen ama kakak..” jawab mbakku.
Aku
tersenyum, dan menatap kemilau awan melalui jendela angkot Palembang-Indralaya.
“yah..yah...kita nanti ketemu ibu..
nanti kakak mau cium tangan ibu.. kakak sayang banget ama ibu..” ucapku dengan
sedikit canda.
Aku,
ayah, dan mbakku telah sampai. Aku melihat banyak sekali orang memakai baju
putih dan kursi serta kasur dorong. Aku memperhatikan setiap orang dengan
senyuman di bibirku hingga aku tiba di ruangan ibu. Aku bingung. Ibu nampak
lebih pucat. Aku menarik celana ayahku.
“yah, ibu sakit, ko ibu gak ngomong??”
“Ibu lagi tidur nak..” jawab ayahku, sambil
mengusap air matanya sesekali.
Aku
pun duduk disebelah ibu bersama ayah dan mbakku.
“buuuu...buuu....buuuu”. panggilku.
Terus dan terus.. namun, ibu hanya diam.
Aku mulai bosan. Dan meninggalkan ruangan. Tiba-tiba sekelompok orang memasuki
ruangan ibu.
Aku berlari ke ruangan melihat ibu
diangkat ke ambulans.
“mbak.. ibu kok dibawa orang...
mbak...??”
“ibu sakit dekk!!.. adek masih gak
ngerti juga! ya Allah... sekarang situasi lagi genting. Jangan buat keributan
dengan tanya-tanya terus.. adek sayangkan sama ibu..???”
Aku
menangis.. sebisa mungkin menangis..
***
Kini hanya aku, mbakku
dan adik-adikku yang masih kecil duduk di teras rumah nenek. Aku melihat mbak
yang tak hentinya berdo’a dengan tetesan air mata yang membasahi pipi. Aku memandanginya,
“Ya Allah sembuhkanlah ibuku”.
Aku selalu bertanya
pada ayahku. Kapan ibu pulang.. kapan kakak ketemu ibu...? hingga setelah ke 5
harinya.. dengan gembira ayahku datang dan mengajakku ke Rumah sakit. Tak
hentinya aku tersenyum.. hingga aku sampai ke ruangan ibu..
“Kakak..??” sapa Ibuku.
“ibuuuuuuuu’’ ... seraya berlari ke
kasur ibu..
Ibu
memegang wajahku lalu memelukku dengan erat.
“Alhamdulillah,
Ibu masih diberi umur panjang dan masih bisa ketemu kakak, adek, sama mbakk”..
ucap ibuku.
“Buuu.. kakak syang ibu... ibu jangan
tinggalin kakak ya.. ibu jangan sakit lagi” jawabku dengan polos.
Ibuku tersenyum dan memelukku lagii..
Akhirnya, kelurga kami bertahap mulai
kembali ke seperti semula dan ibuku sehat kembali..
KERANGKA CERPEN
“Ibuku
Tersayang”
Gagasan pokok 1 : perkenalan
Gagasan penjelasan:
a.
Memperkenalkan diri
b.
Memperkenalkan keluarga
c.
Menceritakan keadaan ibu sekarang.
Gagasan pokok 2 : awal cerita ibu sakit
Gagasan penjelas :
a.
Aku baru pulang sekolah
b.
Mencurigai ibu sakit
c.
Ibu menutupi sakitnya.
Gagasan pokok 3 : Rumah yang sepi
Gagasan penjelas :
a.
Terbangun dari tidur
b.
Rumah tampak sepi
c.
Yang memasak bukan ibu
d.
Marah karena dikira ditinggal pergi
Gagasan pokok 4 : perjalanan menuju ke Rumah Sakit
Gagasan penjelas :
a.
Keadaan hari
b.
Persaan senang
c.
Bertanya kepada ayah tentang ibu.
Gagasan pokok 5 : melihat ibu di Rumah sakit
Gagasan penjelas :
a.
Kedaan rumah sakit
b.
Pergi ke ruangan tempat ibu di rawat
Gagasan pokok 6 : ibu tak sadarkan diri
Gagasan penjelas :
a.
Aku memanggil ibu terus-terusan
b.
Ayah, aku dan mbak menunggu ibu
Gagasan pokok 8 : Kebingungan
Gagasan penjelas :
a.
Melihat ibu di bawa ambulans
b.
Bertanya tentang ibu pada mbak
c.
Mbak menjelaskan keadaan ibu
Gagasan pokok 9 : tinggal di rumah nenek
Gagasan penjelas :
a.
Mbak yang bersedih dan berdo’a
b.
Aku ikutan nangis dan berdo’a
Gagasan pokok 10 : ingin tahu keadaan ibu
Gagasan penjelas :
a.
Selalu bertanya keadaan
b.
Menunggu saat bertemu ibu.
Gagasan pokok 11 : diajak menjenguk ibu
Gagasan penjelas :
a.
Ibu baikan dan memanggilku
b.
Ibu dan aku berpelukan melepas rindu
Tambahkan Komentar