-->

Halo !!! Saya Kang Ismet, ini adalah blog tentang AMP HTML dan cara penerapannya

MACAM ALAT KONTRASEPSI DAN CARA PENGGUNAANNYA

Alat-alat kontrasepsi merupakan alat untuk usaha pencegahan dari bertemunya sel sperma dan sel telur agar tidak mengalami suatu pembuahan. Untuk keperluan itu, biasanya kontrasepsi ini dilakukan dengan beberapa alat dan juga cara. Misalnya adalah dengan pemakaian kondom pada pria, diafragma pada wanita dan juga IUD (Intra uterine Device) yang berbentuk spiral pada wanita. Dari ketiga alat-alat kontrasepsi ini  mempunyai tujuan yang sama yakni mencegah terjadinya pertemuan antara sperma dengan sel telur yang sudah matang sehingga tidak terjadinya ovulasi atau pembuahan.
Salah satu cara yang bisa dilakukan selain dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi bisa juga dengan melakukan prinsip tidak melakukan hubungan seksual pada saat istri sedang dalam masa subur. Cara ini biasanya dikenal dengan sistem kalender. Ovulasi ini biasanya terjadi setiap sekitar 14 sampai 2 hari sebelum hari pertama menstruasi. Ovum ini mempunyai kemampuan untuk dibuahi sperma dalam waktu 24 jam setelah ovulasi. Masa subur biasanya terjadi sekitar 48 jam sebelum obulasi hingga 24 jam setelah mengalami ovulasi. Sehingga, untuk mencegah terjadinya kehamilan, hubungan intim tidak boleh dilakukan sekurang-kurangnya 3 hari sebelum dan juga sesudah ovlasi ini terjadi. Namun, sistem dari kalender tidak efektif untuk wanita yang siklus haid mereka tidak teratur karena tingkat kegagalan sangat tinggi. Selain dengan cara kontrasepsi itu, untuk mencegah dari terjadinya kehamilan biasanya bisa dilakukan juga dengan pil KB, suntik, atau juga susuk KB. Ketiga dari alat-alat kontrasepsi ini merupakan hormon sintetik estrogen progesterone. 

Jenis Alat Kontarsepsi yang Menjadi Pilihan Wanita
1. Pil KB
Alat kontrasepsi memiliki banyak ragam dan jenis. Salah satunya adalah dengan menggunakan pil KB yang banyak mengandung beberapa komponen hormon estrogen dan progesteron. Pil KB merupakan alat kontrasepsi yang dinilai beberapa wanita sebagai alat kontrasepsi yang cukup aman, harga terjangkau dan ekonomis. Alat kontrasepsi yang menggunakan pil dinilai cukup efektif dalam mencegah ovulasi (pembuhaan) dan mengentalkan lendir serviks sehingga sel sperma tidak dapat mencapai uterus.
Pil KB yang dinilai cukup efektif yang memberikan jaminan perlindungan 100 % dengan catatan harus rutin diminum selama 21 hari dan dihentikan selama 7 hari. Akan tetapi, pemilihan alat kontrasepsi dengan menggunakan pil menimbulkan efek samping seperti sakit kepala, rasa mual, timbul jerawat dan kenaikan berat badan.
2. Cincin vagina
Alat kontarsepsi yang menggunakan cincin vagina memang cukup fleksibel. Cincin vagina yang hanya berdiameter sekitar 5 cm dengan cara memasukkan cincin vagina dengan menekan kedua tepi secara bersamaan dan kemudian dikeluarkan setelah 3 minggu. Setelah cincin vagina dikeluarkan, maka wanita akan mengalami siklus haid. Cincin vagina bekerja dengan cara melepaskan hormon estrogen dan progesteron secara langsung ke dinding vagina.
Namun cincin vagina ini hanya digunakan selama 1 bulan untuk mencegah terjadinya pembuahan (fertilisasi) dan biasanya digunakan oleh wanita yang tidak cocok menggunakan pil KB sebagai alat kontrasepsi yang menimbulkan efek samping seperti pusing, rasa mual, dsb. Cincin vagina memiliki efek samping seperti infeksi vagina yang dapat sembuh dalam beberapa bulan. Cincin vagina ini hanya didapatkan dengan menggunakan resep dokter.
3. Spon
Spon merupakan sejenis alat berbentuk busa yang cara kerja dengan cara dimasukkan ke dalam vagina beberapa jam sebelum melakukan hubungan intim, dan biarkan didalam vagina selama 30 jam sesudah berhubungan. Spon yang dimasukkan ke dalam vagina bekerja dengan cara melepaskan zat pembunuh sperma (spermicide) saat berada dalam kondisi lembab karena air, dan ditempatkan diatas serviks.
Dampak buruknya dengan menggunakan spon sebagai alat kontrasepsi adalah tidak dapat mencegah penyakit seksual yang menular. Tak hanya itu spon ini dapat menyebabkan iritasi vagina dan membuat pengguna alat kontrasepsi jenis spon menjadi rentan terhadap mikroba.
4. Kondom perempuan
Alat kontrasepsi lainnya selain pil KB dan jenis kontrasepsi lainnya. Alat kontrasepsi lainnya dengan menggunakan kondom yang khusus dibuat untuk para wanita. Kondom yang dirancang khusus wanita ini berbentuk seperti kantung plastik panjang dengan cincin pada kedua ujungnya. Pada bagian ujung yang terbuka merupakan jalan masuk penis, sedangkan ujung yang tertutup yang dibuat khusus untuk menahan alat vital pria masuk ke dalam area serviks.
Saran untuk beberapa wanita yang ingin menggunakan kondom sebagai salah satu alat kontrasepsi yang dinilai efektif. Dengan cara menggunakannya, tekan pinggiran salah satu cincin secara bersamaan dan masukkan sejauh mungkin ke dalam vagina dan bagian cincin lainnya dibiarkan tergantung di luar tubuh.
5. Diafragma
Selain kondom yang digunakan sebagai alat kontrasepsi. Diafragama juga menjadi salah satu jenis alat kontrasepsi yang berbentuk tudung/mangkuk yang terbuat dari karet dan bersifat fleksibel. Diafragma ini dibuat dalam berbagai ukuran sehingga dapat dipilih yang paling pas dengan tubuh. Selain dapat mencegah kehamilan, diafragma juga sangat efektif dalam mencegah resiko kanker rahim.
Jika ingin menggunakan diafragma, lakukan hal yang berikut ini :
- Lapisi diafragma dengan zat pembunuh sperma, lipat setengah dan dorong masuk ke dalam vagina hingga menutupi serviks (leher rahim). Biarkan diafragma berada di dalam vagina selama kurang lebih 6 jam setelah melakukan aktivitas seksual bersama pasangan. Lalu keluarkan diafragma kurang lebih 24 jam untuk mencegah resiko dari infeksi kandung kemih.
6. Sterilisasi
Jenis kontrasepsi berikutnya adalah sterilisasi. Jarang sekali ditemui seorang wanita melakukan atau memilih alat kontrasepsi jenis ini. Meskipun ada sebagaian wanita yang mungkin menggunakan alat kontrasepsi ini dengan alasan telah memiliki banyak anak, faktor ekonomi dll. Alat kontrasepsi jenis satu ini merupakan alat pencegahan kehamilan yang bersifat permanen. Sterilisasi ini dikenal dengan istilah tubektomi yang bekerja dengan cara memotong atau menutup saluran telur yang terentang dari ujung atas rahim sampai kandung telur, sehingga membuat wanita tak dapat hamil lagi.

5 pilihan alat kontrasepsi untuk Pria

1.Kondom

Merdeka.com - Kondom adalah jenis alat kontrasepsi bagi pria yang paling umum digunakan. Kondom memang praktis dan mudah ditemukan. Bahkan kondom bisa ditemukan dalam berbagai bentuk sampai rasa yang berbeda.
Sayangnya, banyak pria malas pakai kondom karena merasa alat kontrasepsi ini menurunkan kualitas aktivitas bercinta. Selain itu, beberapa pria kesulitan menemukan ukuran kondom yang tepat, entah itu karena alasan terlalu kecil atau malah kebesaran. Untuk urusan keefektifan, kondom memang tidak bisa menurunkan risiko kehamilan atau penyakit menular seksual sampai 100 persen. Namun banyak ahli berpendapat memakai kondom lebih baik daripada tidak sama sekali.

2. Pull out

Merdeka.com - Metode pull out cukup populer di kalangan para pria. Ketika mereka malas memakai kondom, pria membujuk pasangan agar melakukan metode ini. Caranya adalah dengan menarik Mr P sebelum berejakulasi. Karena tak menggunakan alat apapun, tidak ada jaminan bahwa metode ini ampuh menunda kehamilan. Meskipun bisa mencegah hamil, risiko penyakit menular seksual tetap muncul karena ada kontak antar kelamin pria dan wanita.

3.Obat

Merdeka.com - Jika pil KB umumnya dikonsumsi oleh wanita, kini peneliti juga tengah mengembangkan obat kontrasepsi untuk pria. Cara kerjanya adalah dengan cara menghambat kecepatan sperma ketika mengejar sel telur, sehingga kecil kemungkinan wanita hamil ketika bercinta.
Obat ini pun bisa ditemukan dalam bentuk suntikan atau pil. Sayang harganya cukup mahal dan cukup sulit ditemukan.
Bukan cuma itu, kelemahan obat adalah pria harus mengonsumsinya tepat waktu. Jika tidak, performa sperma tak mampu dikontrol dan pada akhirnya wanita tetap akan hamil ketika bercinta.

4.Ultrasonografi

Merdeka.com - Usaha lain dari para peneliti untuk menciptakan alat kontrasepsi pada pria adalah dengan metode perlakuan ultrasonografi. Dengan ini, sperma bisa diturunkan kecepatannya ketika mengejar sel telur selama bercinta.
Meski demikian, penelitian tersebut baru diujicobakan pada hewan laboratorium. Belum ada kepastian apakah metode ini cukup aman dilakukan pada manusia. Sebab jika tidak mampu dikontrol, sperma bisa mati seluruhnya dan pria terancam mandul.

5.Vasektomi

Merdeka.com - Kontrasepsi yang paling aman dan efektif adalah vasektomi, demikian menurut para ahli. Namun ini adalah metode kontrasepsi permanen yang membuat pria tak mampu membuahi sel telur wanita untuk selamanya. Selama proses vasektomi, saluran yang mengalirkan sperma dari testis ke alat kelamin diikat atau diputus. Sehingga pria tak mampu menghasilkan sperma lagi dan membuahi sel telur. Vasektomi pun biasanya dilakukan bagi pasangan yang memang benar-benar tak ingin punya anak lagi namun masih tetap aktif bercinta.