Alat-alat kontrasepsi merupakan
alat untuk usaha pencegahan dari bertemunya sel sperma dan sel telur agar tidak
mengalami suatu pembuahan. Untuk keperluan itu, biasanya
kontrasepsi ini dilakukan dengan beberapa alat dan juga cara. Misalnya adalah
dengan pemakaian kondom pada pria, diafragma pada wanita dan juga IUD (Intra
uterine Device) yang berbentuk spiral pada wanita. Dari ketiga alat-alat
kontrasepsi ini mempunyai tujuan yang sama yakni mencegah terjadinya
pertemuan antara sperma dengan sel telur yang sudah matang sehingga tidak
terjadinya ovulasi atau pembuahan.
Salah
satu cara yang bisa dilakukan selain dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi
bisa juga dengan melakukan prinsip tidak melakukan hubungan seksual pada saat
istri sedang dalam masa subur. Cara ini biasanya dikenal dengan
sistem kalender. Ovulasi ini biasanya terjadi setiap sekitar 14 sampai 2 hari
sebelum hari pertama menstruasi. Ovum ini mempunyai kemampuan untuk
dibuahi sperma dalam waktu 24 jam setelah ovulasi. Masa subur biasanya terjadi
sekitar 48 jam sebelum obulasi hingga 24 jam setelah mengalami ovulasi. Sehingga,
untuk mencegah terjadinya kehamilan, hubungan intim tidak boleh dilakukan
sekurang-kurangnya 3 hari sebelum dan juga sesudah ovlasi ini terjadi. Namun,
sistem dari kalender tidak efektif untuk wanita yang siklus haid mereka tidak
teratur karena tingkat kegagalan sangat tinggi. Selain dengan cara kontrasepsi
itu, untuk mencegah dari terjadinya kehamilan biasanya bisa dilakukan juga
dengan pil KB, suntik, atau juga susuk KB. Ketiga dari alat-alat kontrasepsi
ini merupakan hormon sintetik estrogen progesterone.
Jenis Alat
Kontarsepsi yang Menjadi Pilihan Wanita
1. Pil
KB
Alat
kontrasepsi memiliki banyak ragam dan jenis. Salah satunya adalah dengan menggunakan
pil KB yang banyak mengandung beberapa komponen hormon estrogen dan
progesteron. Pil KB merupakan alat kontrasepsi yang dinilai beberapa wanita
sebagai alat kontrasepsi yang cukup aman, harga terjangkau dan ekonomis. Alat
kontrasepsi yang menggunakan pil dinilai cukup efektif dalam mencegah ovulasi
(pembuhaan) dan mengentalkan lendir serviks sehingga sel sperma tidak dapat
mencapai uterus.
Pil KB yang
dinilai cukup efektif yang memberikan jaminan perlindungan 100 % dengan catatan
harus rutin diminum selama 21 hari dan dihentikan selama 7 hari. Akan tetapi,
pemilihan alat kontrasepsi dengan menggunakan pil menimbulkan efek samping
seperti sakit kepala, rasa mual, timbul jerawat dan kenaikan berat badan.
2.
Cincin vagina
Alat
kontarsepsi yang menggunakan cincin vagina memang cukup fleksibel. Cincin
vagina yang hanya berdiameter sekitar 5 cm dengan cara memasukkan cincin vagina
dengan menekan kedua tepi secara bersamaan dan kemudian dikeluarkan setelah 3
minggu. Setelah cincin vagina dikeluarkan, maka wanita akan mengalami siklus
haid. Cincin vagina bekerja dengan cara melepaskan hormon estrogen dan
progesteron secara langsung ke dinding vagina.
Namun cincin
vagina ini hanya digunakan selama 1 bulan untuk mencegah terjadinya pembuahan
(fertilisasi) dan biasanya digunakan oleh wanita yang tidak cocok menggunakan
pil KB sebagai alat kontrasepsi yang menimbulkan efek samping seperti pusing,
rasa mual, dsb. Cincin vagina memiliki efek samping seperti infeksi vagina yang
dapat sembuh dalam beberapa bulan. Cincin vagina ini hanya didapatkan dengan
menggunakan resep dokter.
3. Spon
Spon
merupakan sejenis alat berbentuk busa yang cara kerja dengan cara dimasukkan ke
dalam vagina beberapa jam sebelum melakukan hubungan intim, dan biarkan didalam
vagina selama 30 jam sesudah berhubungan. Spon yang dimasukkan ke dalam vagina
bekerja dengan cara melepaskan zat pembunuh sperma (spermicide) saat berada
dalam kondisi lembab karena air, dan ditempatkan diatas serviks.
Dampak
buruknya dengan menggunakan spon sebagai alat kontrasepsi adalah tidak dapat
mencegah penyakit seksual yang menular. Tak hanya itu spon ini dapat
menyebabkan iritasi vagina dan membuat pengguna alat kontrasepsi jenis spon
menjadi rentan terhadap mikroba.
4.
Kondom perempuan
Alat
kontrasepsi lainnya selain pil KB dan jenis kontrasepsi lainnya. Alat
kontrasepsi lainnya dengan menggunakan kondom yang khusus dibuat untuk para
wanita. Kondom yang dirancang khusus wanita ini berbentuk seperti kantung
plastik panjang dengan cincin pada kedua ujungnya. Pada bagian ujung yang
terbuka merupakan jalan masuk penis, sedangkan ujung yang tertutup yang dibuat
khusus untuk menahan alat vital pria masuk ke dalam area serviks.
Saran untuk
beberapa wanita yang ingin menggunakan kondom sebagai salah satu alat
kontrasepsi yang dinilai efektif. Dengan cara menggunakannya, tekan pinggiran
salah satu cincin secara bersamaan dan masukkan sejauh mungkin ke dalam vagina
dan bagian cincin lainnya dibiarkan tergantung di luar tubuh.
5.
Diafragma
Selain
kondom yang digunakan sebagai alat kontrasepsi. Diafragama juga menjadi salah
satu jenis alat kontrasepsi yang berbentuk tudung/mangkuk yang terbuat dari
karet dan bersifat fleksibel. Diafragma ini dibuat dalam berbagai ukuran
sehingga dapat dipilih yang paling pas dengan tubuh. Selain dapat mencegah
kehamilan, diafragma juga sangat efektif dalam mencegah resiko kanker rahim.
Jika
ingin menggunakan diafragma, lakukan hal yang berikut ini :
- Lapisi
diafragma dengan zat pembunuh sperma, lipat setengah dan dorong masuk ke dalam
vagina hingga menutupi serviks (leher rahim). Biarkan diafragma berada di dalam
vagina selama kurang lebih 6 jam setelah melakukan aktivitas seksual bersama
pasangan. Lalu keluarkan diafragma kurang lebih 24 jam untuk mencegah resiko
dari infeksi kandung kemih.
Jenis
kontrasepsi berikutnya adalah sterilisasi. Jarang sekali ditemui seorang wanita
melakukan atau memilih alat kontrasepsi jenis ini. Meskipun ada sebagaian
wanita yang mungkin menggunakan alat kontrasepsi ini dengan alasan telah
memiliki banyak anak, faktor ekonomi dll. Alat kontrasepsi jenis satu ini
merupakan alat pencegahan kehamilan yang bersifat permanen. Sterilisasi ini
dikenal dengan istilah tubektomi yang bekerja dengan cara memotong atau menutup
saluran telur yang terentang dari ujung atas rahim sampai kandung telur,
sehingga membuat wanita tak dapat hamil lagi.
5 pilihan alat
kontrasepsi untuk Pria
1.Kondom
Merdeka.com - Kondom adalah jenis alat kontrasepsi
bagi pria yang paling umum digunakan. Kondom memang praktis dan mudah
ditemukan. Bahkan kondom bisa ditemukan dalam berbagai bentuk sampai rasa yang
berbeda.
Sayangnya, banyak pria malas pakai kondom karena merasa alat
kontrasepsi ini menurunkan kualitas aktivitas bercinta. Selain itu, beberapa
pria kesulitan menemukan ukuran kondom yang tepat, entah itu karena alasan
terlalu kecil atau malah kebesaran. Untuk urusan keefektifan, kondom memang
tidak bisa menurunkan risiko kehamilan atau penyakit menular seksual sampai 100
persen. Namun banyak ahli berpendapat memakai kondom lebih baik daripada tidak
sama sekali.
2. Pull out
Merdeka.com - Metode pull out cukup
populer di kalangan para pria. Ketika mereka malas memakai kondom, pria
membujuk pasangan agar melakukan metode ini. Caranya adalah dengan menarik Mr P
sebelum berejakulasi. Karena tak menggunakan alat apapun, tidak ada jaminan
bahwa metode ini ampuh menunda kehamilan. Meskipun bisa mencegah hamil, risiko
penyakit menular seksual tetap muncul karena ada kontak antar kelamin pria dan
wanita.
3.Obat
Merdeka.com - Jika pil KB umumnya
dikonsumsi oleh wanita, kini peneliti juga tengah mengembangkan obat
kontrasepsi untuk pria. Cara kerjanya adalah dengan cara menghambat kecepatan
sperma ketika mengejar sel telur, sehingga kecil kemungkinan wanita hamil
ketika bercinta.
Obat ini pun bisa ditemukan dalam bentuk suntikan atau pil. Sayang
harganya cukup mahal dan cukup sulit ditemukan.
Bukan cuma itu, kelemahan obat adalah pria harus mengonsumsinya
tepat waktu. Jika tidak, performa sperma tak mampu dikontrol dan pada akhirnya
wanita tetap akan hamil ketika bercinta.
4.Ultrasonografi
Merdeka.com - Usaha lain dari para
peneliti untuk menciptakan alat kontrasepsi pada pria adalah dengan metode
perlakuan ultrasonografi. Dengan ini, sperma bisa diturunkan kecepatannya
ketika mengejar sel telur selama bercinta.
Meski demikian, penelitian tersebut baru diujicobakan pada hewan
laboratorium. Belum ada kepastian apakah metode ini cukup aman dilakukan pada
manusia. Sebab jika tidak mampu dikontrol, sperma bisa mati seluruhnya dan pria
terancam mandul.
5.Vasektomi
Merdeka.com - Kontrasepsi yang paling
aman dan efektif adalah vasektomi, demikian menurut para ahli. Namun ini adalah
metode kontrasepsi permanen yang membuat pria tak mampu membuahi sel telur
wanita untuk selamanya. Selama proses vasektomi, saluran yang mengalirkan
sperma dari testis ke alat kelamin diikat atau diputus. Sehingga pria tak mampu
menghasilkan sperma lagi dan membuahi sel telur. Vasektomi pun biasanya
dilakukan bagi pasangan yang memang benar-benar tak ingin punya anak lagi namun
masih tetap aktif bercinta.
Tambahkan Komentar