MAKALAH
MORFOLOGI TUMBUHAN SAWO KECIK
(Manilkara kauki D.)
Oleh:
NAMA : ISNAINI FAUZIYAH
NIM : 08041181320022
JURUSAN :
BIOLOGI ANGKATAN 2013
DOSEN P. : DR. NITA AMINASIH, M.P.
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014
KATA PENGANTAR
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sawo Kecik atau
sebutannya Sawo Jawa dan dalam bahasa Inggris disebut sebagai Caqui dan
Manilkara. Di beberapa negara lain seperti India disebut sebagai Khirni dan
Lámút sedangkan dalam bahasa Thailand sebgai Sida atau Lámút Thai. Sedangkan
dalam bahasa ilmiah Sawo Kecik disebut sebagai Manilkara kauki
yang bersinonim dengan Mimusops kauki dan Manilkara
kaukii.
Sawo Kecik (Manilkara kauki) diperkirakan
berasal dari India dan tersebar serta dibudidayakan di kawasan Asia Tropis dan
Amerika Tropis. Di Indonesia, Sawo Kecik (Manilkara kauki) meskipun
sudah mulai langka namun masih dapat ditemui di seluruh Indonesia kecuali
Kalimantan. Di Yogyakarta, Sawo Kecik (Manilkara kauki) yang
biasa disebut sawo jawa dijadikan tanaman pertanda bahwa orang yang menanamnya
adalah abdi dalem kraton. Bahkan di daerah Bali dan Nusa Tenggara pohon langka
ini ditemukan tumbuh liar di daerah pesisir pantai yang beriklim kering hingga
daerah berketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut.
Sawo Kecik (Manilkara kauki Dubard) dari
keluarga Sapotaceae biasanya berfungsi sebagai tanaman hias dan pelindung.
Tanaman ini dapat mudah hidup di dataran rendah hingga sedang. Sawo kecik merupakan
tanaman jenis terbaik sebagai tanaman hias, pelindung dan penjaga kehidupan.
Itulah mengapa Sawo kecik ini dijuluki
sebagai pohon Prosperous, Providential dan Progressive.
II PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi dan Struktur Morfologi
Tumbuhan Manilkara kauki D
Klasifikasi
tanaman sawo kecik atau Manilkara kauki Dubard,
menurut Sugati dan Johny (1991) adalah sebagai berikut:
menurut Sugati dan Johny (1991) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ebenales
Famili : Sapotaceae
Genus : Manilkara
Spesies : Manilkara
kauki D.
Pohon Sawo Kecik (Manilkara kauki) berukuran sedang dengan tinggi mencapai 25 m
dengan diameter (garis tengah) batang pohon Sawo Kecik mampu mampu mencapai 100
cm. Daun-daun Sawo Kecik mengelompok pada bagian ujung batang. Di permukaan
bawah daun Sawo Kecik berwarna keputihan dan halus seperti beludru dengan
tangkai daun tidak menebal, panjang kelopak daun 7 mm. Kuncup bunga Sawo Kecik
berbentuk bulat telur. Buah Sawo Kecik berbentuk bulat telur atau bulat telur
sungsang berukuran kecil dengan panjang berkisar 3.7 cm. Buah Sawo Kecik
mempunyai kulit pembungkus yang sangat tipis namun mudah dikelupas. Buah Sawo
Kecik, bila mask mempunyai rasa yang manis dan kadang-kadang terasa sedikit
agak sepat.
2.1.1 Histologi Tumbuhan Manilkara kauki D.
Sawo Kecik (Manilkara kauki) diperkirakan berasal
dari India dan tersebar serta banyak dibudidayakan di kawasan Asia Tropis dan
Amerika Tropis. Di Indonesia, Sawo Kecik meskipun sudah mulai langka karena
mulai jarang yang membudidayakan namun masih dapat ditemui di seluruh Indonesia
kecuali Kalimantan.
Sawo kecik tumbuh subur di daerah pesisir (pantai)
yang beriklim kering hingga daerah berketinggian sekitar 500 meter dpl. Pohon
langka ini sering ditanam sebagai pohon peneduh, pohon buah (untuk dikonsumsi
buahnya), dan sebagai pohon ornament yang biasa ditanam di dekat kuil atau
istana.
Di Yogyakarta, Sawo Kecik yang biasa disebut sebagai
Sawo Jawa dijadikan tanaman pertanda bahwa orang yang menanamnya adalah abdi
dalem kraton. Bahkan di daerah Bali dan Nusa Tenggara pohon langka ini
ditemukan tumbuh liar di pesisir pantai.
2.1.2 Deskripsi Tumbuhan Manilkara kauki D.
a. Akar (Radix)
Sawo
Kecik berjenis akar tunggang (Radix primaria),yaitu jika susunan akar lembaga
tumbuh terus menjadi akar pokok bercabang-cabang menjadi akar-akar yang
lebih kecil (akar pokok yang berasal dari akar lembaga) dan melihat jenis
percabangan dan bentuk dari akarnya,Sawo Kecik tergolong akar tunggang yang
bercabang (Ramosus) akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus
kebawah,bercabang-cabang banyak,dan cabang-cabangnya bercabang lagi, sehingga
dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang,dan juga daerah perakaram
menjadi amat luas,hingga dapat menyerap air dan zat-zat makanan yang lebih
banyak.
b.
Batang (Caulis)
Sawo Kecik merupakan jenis tumbuhan yang berbatang
jelas. Yang mempunyai ciri batang berkayu (Lignosus), yaitu batang yang keras dan kuat. Batang berbentuk
bulat, permukaannya beralur (Sulcatus),yaitu
jika membujur batang terdapat alur-alur yang jelas,memperlihatkan berkas-berkas
daun penumpu dan lepasnya kerak (bagian kulit yang mati). Menurut arah tumbuh
batang Sawo Kecik, arahnya tegak lurus (Erectus)
yaitu arahnya lurus keatas, tumbuh kearah cahaya, meninggalkan tanah dan air.
Untuk percabangannya Sawo Kecik,tergolong percabangan
simpodial.yaitu batang pokok yang sukar ditentukan,karena dalam perkembangan
selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar atau
kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya. Cabang Sawo Kecik
bersirung pendek (Virgula atauVirgula sucrescens),yaitu
cabang-cabang kecil dengan ruas-ruas yang pendek yang selain
daun biasanya merupakan pendukung bunga dan buah. Cabang yang dapat
menghasilkan alat perkembangbiakan bagi tumbuhan Sawo Kecik disebut pula cabang
yang subur (Fertill).
Menurut arah tumbuh cabang Sawo Kecik
tergolong tegak (Fastigiatus), yaitu
jika sudut antara batang dan cabang amat kecil sehingga arah tumbuh cabang
hanya pada pangkalnya saja sedikit serong ke atas,tetapi selanjutnya hamper
sejajar dengan batang pokoknya dan menurut dari segi umur Sawo Kecik, tergolong
tumbuhan menahun atau tumbuhan keras, yaitu yang dapat mencapai umur sampai
bertahun-tahun belum juga mati.Bahkan ada yang dapat mencapai umur sampai
ratusan tahun.
c.
Daun (Folium)
Daun Sawo Kecik termasuk daun tidak lengkap yang
hanya memiliki tangkai dan helaian saja. Pada Sawo Kecik tangkai daun memiliki
bentuk dan ukuran yang pipih dan tepinya melebar (bersayap) dan juga pada
pangkal dan ujung tangkai daunnya menebal. Sawo Kecik mempunyai helaian
daun yang berbentuk bulat telur sungsang. Pada ujung daunnya berbentuk
tumpul (Obtusus), yaitu tepi
daun yang semula agak jauh dari ibu tulang,cepat menuju ke suatu titik
pertemuan hingga terbentuk sudut yang tumpul (lebih besar dari 90’).Untuk Pangkal
daun (Basis folii) pada Sawo Kecik
berbentuk meruncing (Acuminatus),
yaitu biasa pada daun bangun bulat telur sungsang atau daun bangun sudip.
Sawo Kecik mempunyai daun-daun yang bertulang daun
menyirip (Penninervis). Daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung,dan merupakan
terusan tangkai daun.Dari ibu tulang ini kesamping keluar tulang-tulang
cabang.Dilihat dari Tepi Daun (Margo
folli) Sawo Kecik berbentuk rata (Integer).
Menurut dari bagian daging daun (Intervium), Sawo kecik memiliki daging
daun yang bersifat seperti perkamen (Perkamenteus),
tipis tetapi cukup kaku. Dari warnanya, Sawo Kecik mempunyai warna hijau yang
sebagian besar dimiliki semua daun pada umumnya.Dan berubah menjadi coklat
apabila sudah tua,mempunyai permukaan licin (laevis), dalam hal ini permukaan daun dapat kelihatan mengkilap (Nitidus).
Sawo Kecik termasuk daun majemuk menyirip gasal (Imparipinnatus), yang menjadi pedoman
ialah ada tidaknya satu anak daun yang nenutup ujung ibu tangakainya. Ditinjau
dari jumlah anak daunnya akan didapati bilangan yang benar-benar gazal jika
anak daun berpasangan, sedangkan di ujung ibu tangkai,
Tambahkan Komentar