-->

Halo !!! Saya Kang Ismet, ini adalah blog tentang AMP HTML dan cara penerapannya

MAKALAH MORFOLOGI TUMBUHAN SAWO KECIK (Manilkara kauki D.)

MAKALAH MORFOLOGI TUMBUHAN SAWO KECIK
(Manilkara kauki D.)


Oleh:
                                    NAMA           : ISNAINI FAUZIYAH
                                    NIM                : 08041181320022
JURUSAN     : BIOLOGI ANGKATAN  2013
                                    DOSEN P.      : DR. NITA AMINASIH, M.P.




JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Morfologi Tumbuhan ini tepat pada waktunya. Yang berjudul “Morfologi Tumbuhan Sawo Kecik (Manilkara kauki D.)”. Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, namun berkat dukungan, dan kerja keras saya dapat menyelesaikannya. Tak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengasuh saya Dr. Nita Aminasih,  M.P. dan                          Dra. Nina Tanzerina, M.Si yang telah mengajar mata kuliah struktur perkembangan tumbuhan II tahun ini. Makalah ini dibuat atas keperluan memenuhi tugas sebagai syarat UTS.
            Dalam penyusunan makalah ini, tentunya masih terdapat kekeliruan dan kekurangan. Oleh karena itu, besar harapan saya kepada dosen memberikan sebuah gagasan baru, baik berupa kritik dan saran yang bersifat membangun, agar penyusunan karya ilmiah selanjutnya lebih baik lagi, untuk saya mengucapkan terima kasih.


Indralaya, 10 November 2014


Penulis            















DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
I  PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1    Latar Belakang.....................................................................................4
1.2    Rumusan Masalah................................................................................5
1.3    Tujuan...................................................................................................5
II  PEMBAHASAN..................................................................................................6
III PENUTUP.........................................................................................................13
3.1  Kesimpulan...........................................................................................13
3.2  Kritik dan Saran.................................................................................13
IV DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................14




























I  PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang

Sawo Kecik atau  sebutannya Sawo Jawa dan dalam bahasa Inggris disebut sebagai Caqui dan Manilkara. Di beberapa negara lain seperti India disebut sebagai Khirni dan Lámút sedangkan dalam bahasa Thailand sebgai Sida atau Lámút Thai. Sedangkan dalam bahasa ilmiah Sawo Kecik disebut sebagai  Manilkara kauki  yang bersinonim dengan  Mimusops kauki dan  Manilkara kaukii.
Sawo Kecik (Manilkara kauki) diperkirakan berasal dari India dan tersebar serta dibudidayakan di kawasan Asia Tropis dan Amerika Tropis. Di Indonesia, Sawo Kecik (Manilkara kauki) meskipun sudah mulai langka namun masih dapat ditemui di seluruh Indonesia kecuali Kalimantan. Di  Yogyakarta, Sawo Kecik (Manilkara kauki) yang biasa disebut sawo jawa dijadikan tanaman pertanda bahwa orang yang menanamnya adalah abdi dalem kraton. Bahkan di daerah Bali dan Nusa Tenggara pohon langka ini ditemukan tumbuh liar di daerah pesisir pantai yang beriklim kering hingga daerah berketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut.
Sawo Kecik (Manilkara kauki Dubard) dari keluarga Sapotaceae biasanya berfungsi sebagai tanaman hias dan pelindung. Tanaman ini dapat mudah hidup di dataran rendah hingga sedang. Sawo kecik merupakan tanaman jenis terbaik sebagai tanaman hias, pelindung dan penjaga kehidupan. Itulah mengapa Sawo kecik ini  dijuluki sebagai pohon Prosperous, Providential dan Progressive.









1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Bagaimana deskripsi serta Morfologi akar, batang, dan daun tumbuhan Manilkara kauki D.?
1.2.2        Apa manfaat dari tumbuhan Manilkara kauki D.?

1.3  Tujuan
1.3.1        Untuk mengetahui deskripsi serta morfologi dari akar, batang, dan daun tumbuhan Manilkara kauki D.
1.3.2      untuk mengetahui manfaat dari tumbuhan Manilkara kauki D.



II  PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi dan Struktur Morfologi Tumbuhan Manilkara kauki D
Klasifikasi tanaman sawo kecik atau  Manilkara kauki Dubard,                                      menurut Sugati dan Johny (1991) adalah sebagai berikut:
Kingdom               : Plantae
Divisi                    : Magnoliophyta
Kelas                    : Magnoliopsida
Ordo                     : Ebenales
Famili                   : Sapotaceae
Genus                   : Manilkara
Spesies                  : Manilkara kauki D.

Pohon Sawo Kecik (Manilkara kauki) berukuran sedang dengan tinggi  mencapai 25 m dengan diameter (garis tengah) batang pohon Sawo Kecik mampu mampu mencapai 100 cm. Daun-daun Sawo Kecik mengelompok pada bagian ujung batang. Di permukaan bawah daun Sawo Kecik berwarna keputihan dan halus seperti beludru dengan tangkai daun tidak menebal, panjang kelopak daun 7 mm. Kuncup bunga Sawo Kecik berbentuk bulat telur. Buah Sawo Kecik berbentuk bulat telur atau bulat telur sungsang berukuran kecil dengan panjang berkisar 3.7 cm. Buah Sawo Kecik mempunyai kulit pembungkus yang sangat tipis namun mudah dikelupas. Buah Sawo Kecik, bila mask mempunyai rasa yang manis dan kadang-kadang terasa sedikit agak sepat.

2.1.1 Histologi Tumbuhan Manilkara kauki D.
Sawo Kecik (Manilkara kauki) diperkirakan berasal dari India dan tersebar serta banyak dibudidayakan di kawasan Asia Tropis dan Amerika Tropis. Di Indonesia, Sawo Kecik meskipun sudah mulai langka karena mulai jarang yang membudidayakan namun masih dapat ditemui di seluruh Indonesia kecuali Kalimantan.
Sawo kecik tumbuh subur di daerah pesisir (pantai) yang beriklim kering hingga daerah berketinggian sekitar 500 meter dpl. Pohon langka ini sering ditanam sebagai pohon peneduh, pohon buah (untuk dikonsumsi buahnya), dan sebagai pohon ornament yang biasa ditanam di dekat kuil atau istana.
Di Yogyakarta, Sawo Kecik yang biasa disebut sebagai Sawo Jawa dijadikan tanaman pertanda bahwa orang yang menanamnya adalah abdi dalem kraton. Bahkan di daerah Bali dan Nusa Tenggara pohon langka ini ditemukan tumbuh liar di pesisir pantai.

2.1.2  Deskripsi Tumbuhan Manilkara kauki D.
a. Akar (Radix)
Sawo Kecik berjenis akar tunggang (Radix primaria),yaitu jika susunan akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil (akar pokok yang berasal dari akar lembaga) dan melihat jenis percabangan dan bentuk dari akarnya,Sawo Kecik tergolong akar tunggang yang bercabang (Ramosus) akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah,bercabang-cabang banyak,dan cabang-cabangnya bercabang lagi, sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang,dan juga daerah perakaram menjadi amat luas,hingga dapat menyerap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak.
b. Batang (Caulis)
Sawo Kecik merupakan  jenis tumbuhan yang  berbatang  jelas. Yang mempunyai ciri batang berkayu (Lignosus), yaitu batang yang keras dan kuat. Batang berbentuk bulat, permukaannya beralur (Sulcatus),yaitu jika membujur batang terdapat alur-alur yang jelas,memperlihatkan berkas-berkas daun penumpu dan lepasnya kerak (bagian kulit yang mati). Menurut arah tumbuh batang Sawo Kecik, arahnya tegak lurus (Erectus) yaitu arahnya lurus keatas, tumbuh kearah cahaya, meninggalkan tanah dan air.
Untuk percabangannya Sawo Kecik,tergolong percabangan simpodial.yaitu batang pokok yang sukar ditentukan,karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar atau kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya. Cabang Sawo Kecik bersirung pendek (Virgula atauVirgula  sucrescens),yaitu cabang-cabang kecil dengan ruas-ruas yang pendek yang selain daun  biasanya merupakan pendukung bunga dan buah. Cabang yang dapat menghasilkan alat perkembangbiakan bagi tumbuhan Sawo Kecik disebut pula cabang yang subur (Fertill).
Menurut arah tumbuh cabang Sawo Kecik tergolong tegak (Fastigiatus), yaitu jika sudut antara batang dan cabang amat kecil sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit serong ke atas,tetapi selanjutnya hamper sejajar dengan batang pokoknya dan menurut dari segi umur Sawo Kecik, tergolong tumbuhan menahun atau tumbuhan keras, yaitu yang dapat mencapai umur sampai bertahun-tahun belum juga mati.Bahkan ada yang dapat mencapai umur sampai ratusan tahun.
c. Daun (Folium)
Daun Sawo Kecik termasuk daun tidak lengkap yang hanya memiliki tangkai dan helaian saja. Pada Sawo Kecik tangkai daun memiliki bentuk dan ukuran yang pipih dan tepinya melebar (bersayap) dan juga pada pangkal dan ujung tangkai daunnya menebal.  Sawo Kecik mempunyai helaian daun yang berbentuk bulat telur sungsang. Pada ujung daunnya berbentuk tumpul (Obtusus), yaitu tepi daun yang semula agak jauh dari ibu tulang,cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut yang tumpul (lebih besar dari 90’).Untuk Pangkal daun (Basis folii) pada Sawo Kecik berbentuk meruncing (Acuminatus), yaitu biasa pada daun bangun bulat telur sungsang atau daun bangun sudip.
Sawo Kecik mempunyai daun-daun yang bertulang daun menyirip (Penninervis). Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung,dan merupakan terusan tangkai daun.Dari ibu tulang ini kesamping keluar tulang-tulang cabang.Dilihat dari Tepi Daun (Margo folli) Sawo Kecik berbentuk rata (Integer).
Menurut dari bagian daging daun (Intervium), Sawo kecik memiliki daging daun yang bersifat seperti perkamen (Perkamenteus), tipis tetapi cukup kaku. Dari warnanya, Sawo Kecik mempunyai warna hijau yang sebagian besar dimiliki semua daun pada umumnya.Dan berubah menjadi coklat apabila sudah tua,mempunyai permukaan licin (laevis), dalam hal ini permukaan daun dapat kelihatan mengkilap (Nitidus).
Sawo Kecik termasuk daun majemuk menyirip gasal (Imparipinnatus), yang menjadi pedoman ialah ada tidaknya satu anak daun yang nenutup ujung ibu tangakainya. Ditinjau dari jumlah anak daunnya akan didapati bilangan yang benar-benar gazal jika anak daun berpasangan, sedangkan di ujung ibu tang
2.2 Morfologi Tumbuhan Manilkara kauki D.
            
2.2.1 Gambar Akar Tunggang dari Manilkara kauki D.
2.2.3 Gambar Morfologi Daun Manilkara kauki D.
2.2.4 Gambar Morfologi Batang Manilkara kauki D.




III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Berdasarkan makalah yang telah dibuat didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1.      Manilkara kauki D. tergolong akar tunggang yang bercabang (Ramosus) akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah dan memiliki percabangan yang banyak.
2.      Manilkara kauki D. Memiliki percabangan tipe simpodial dengan batang yang berkayu atau Lignosus.
3.      Manilkara kauki D. Memiliki cabang yang bersirung pendek (Virgula  atau Virgula  sucrescens) dengan ruas-ruas yang pendek yang selain daun  biasanya merupakan pendukung bunga dan buah.
4.      Manilkara kauki D. memiliki arah tumbuh batang dengan tegak lurus (Erectus)  atau lurus keatas, tumbuh kearah cahaya, meninggalkan tanah dan air.
5.      Manilkara kauki D memiliki ujung daun yang berbentuk tumpul (Obtusus)  yang semula agak jauh dari ibu tulang,cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut yang tumpul (lebih besar dari 90’).

3.2 Saran
     Supaya pembuatan makalah seperti ini dapat terus digiatkan, selain untuk menambah pengetahuan juga dapat menambah nilai tugas anak kuliah. Pembuatan makalah ini juga diharapkan lebih memuaskan hasilnya dapat seimbang antara nilai dan kerja kerasnya.