MATERI MIKROBA
UDARA
Mikroba di udara bersifat sementara dan
beragam. Udara bukanlah suatu medium tempat mikroorganisme tumbuh, tetapi
merupakan pembawa bahan partikulat debu dan tetesan cairan. Untuk mengetahui
atau memperkirakan organisme dalam suatu volume udara dapat dilakukan dengan
teknik kualitatif sederhana, yaitu mendedahkan cawan hara atau medium di udara
untuk beberapa saat. Selama waktu pendedahan ini, beberapa bakteri di udara
akan menetap pada cawan yang terdedah. Kemudian cawan tersebut diinkubasi
selama 24 jam hingga 48 jam maka akan tampak koloni-koloni bakteri yang tumbuh
pada medium yang digunakan (Harti, 2012).
Jumlah dan macam mikroorganisme dalam
suatu volume udara akan bervariasi sesuai dengan lokasi, kondisi cuaca dan jumlah
orang yang ada. Daerah yang berdebu hampir selalu mempunyai populasi
mikroorganisme atmosfer yang tinggi. Sebaliknya, hujan, salju atau hujan es
akan cenderung mengurangi jumlah organisme di udara dengan membasuh
partikel-partikel yang lebih berat dan mengendapkan debu. komposisi baku udara
yang kita hisap setiap saat, sudah diketahui sejak lama (Suriawiria, 1985).
Faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi mikroba udara adalah suhu atmosfer, kelembaban, angin, ketinggian,
dan lain-lain. Temperatur dan kelembaban relatif adalah dua faktor penting yang
menentukan viabilitas dari mikroorganisme dalam aerosol. Studi dengan Serratia marcesens dan Echerichia coli menunjukkan bahwa kelangsungan hidup udara
terkait erat dengan suhu karena semakin tinggi suhu akan berpengaruh terhadap
keberadaan mikroorganismenya (Budiyanto,
2001).
Kelompok mikroba yang paling
banyak berkeliaran di udara bebas adalah bakteri, jamur dan juga
mikroalge. Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada yang dalam bentuk
vegetatif ataupun dalam bentuk generatif . Belum ada mikroba yang habitat
aslinya di udara. Mikrooganisme di udara dibagi menjadi dua, yaitu
mikroorganisme udara di luar ruangan dan mikroorganisme udara di dalam ruangan.
Mikroba paling banyak ditemukan di dalam ruangan (Krisno, 2010).
Kualitas udara dalam ruangan (indoorair quality) juga merupakan
masalah yang perlu mendapat perhatian karena akan berpengaruh terhadap
kesehatan manusia. Timbulnya permasalahan yang mengganggu kualitas udara dalam
ruangan umumnya disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kurangnya ventilasi udara
(52%) adanya sumber kontaminasi di dalam ruangan (16%) kontaminasi dari luar
ruangan (10%), mikroba (5%), bahan material bangunan (4%) , lain-lain (13%)
CDC-NIOSH
Mikroorganisme yang berasal dari luar
misalnya serbuk sari, jamur dan spora, yang bisa juga berada di dalam ruangan.
Selain itu cemaran dalam ruangan yang berasal dari mikroorganisme dalam ruangan
seperti serangga, jamur pada ruangan yang lembab, bakteri. Mikroorganisme yang
tersebar di dalam ruangan dikenal dengan istilah bioaerosol (Pudjiastuti,
1998).
Bioaerosol adalah mikroorganisme atau
partikel, gas, substansi dalam gas atau organisme hidup yang hidup atau
terdapat dalam udara. Contoh bioaerosol di udara bakteri (Legionella, Actinomycetes), jamur (Histoplasma, Alternaria, Penicillium, Aspergillus, Stachybotrys, Aflatoxins),
protozoa (Naegleria, Acanthamoeba),
virus (Influenza (flu)). Pada jumlah
terbatas, keberadaan bioaerosol tidak akan menimbulkan efek apapun, akan tetapi
dalam jumlah tertentu dan terhirup akan menimbulkan infeksi pernapasan misalnya
asma, alergi (PEOSH, 1994).
Unsur mikroba yang dapat mempengaruhi
kualitas udara dalam ruangan adalah jamur. Fungi atau jamur mempunyai peranan
dalam kesehatan atau disebut mikosis baik bersifat patogen yang bisa
menyebabkan sakit maupun sebagai penyebab alergi Sebagai negara tropis dengan
kelembaban 60-80%, Indonesia adalah surga bagi pertumbuhan berbagai jenis
jamur. Secara alamiah mikroorganisme tidak ada di udara, karena udara bukan
habitat mikroorganisme. Mikroorganisme berada di udara karena terbawa angin
bersama partikel debu atau untuk sementara mengapung di udara (Volk, 1990).
Walaupun udara bukan habitat hidup
mikroba, aktivitas manusia baik disengaja maupun tidak membantu terciptanya
media hidup sementara di udara, misalnya kelembaban yang terjadi saat manusia
bernapas atau bersin, furniture atau alas ruangan yang basah, tumpukan
buku-buku, tanaman dalam ruangan dan lain lain.
Pencemar yang bersifat biologis terdiri
atas berbagai jenis mikroba patogen,antara lain jamur, metazoa, bakteri, maupun
virus. Penyakit yang disebabkannya seringkali diklasifikasikan sebagai penyakit
yang menyebar lewat udara. Adapun standar dari bagus tidak nya atau kualitas
udara ditentukan denan, Standar Baku Mutu Kep. Men Kesehatan RI No : 261
/MENKES/SK/II/1998 dimana angka kuman adalah kurang dari 700 koloni/m3 udara. Sedangkan standar NH&MRC dimana
angka total koloni jamur adalah 150 CFU/m3 udara.
Tambahkan Komentar