ABSTRAK
Praktikum ini
berjudul “Reptilia”.
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengamati dan
mengenal morfologi beberapa anggota kelas Reptilia. Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Rabu, tanggal 18 Maret 2015, pukul 08.00 sampai dengan 10.00 WIB. Bertempat di
Laboratorium Fisiologi Hewan, Jurusan Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya. Alat yang
digunakan pada praktikum ini adalah bak preparat, kaca pembesar, dan
pinset, sedangkan bahan yang digunakan adalah Ahaetulla frasina, Chelonia
midas, Gecko gecko, Hemidactylus frenatus, dan Mabouya multifaciliata. Hasil yang didapatkan pada praktikum ini
adalah Ahaetulla frasina, Gecko gecko,
Hemidactylus frenatus, dan Mabouya
multifaciliata termasuk kedalam ordo Squamata. Chelonia midas termasuk kedalam ordo Testudinata. Chelonia midas memiliki tempurung yang
terbagi atas karapaks dan plastron.
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Hewan
pertama yang benar-benar merupakan hewan daratan adalah reptilian. Mereka berkembang dari amphibian dalam zaman karbon.
Dengan datangnya zaman permulaan, mereka lebih mampu mengatasi keadaan baru
daripada amphibian. Kelebihan utama reptilia yang paling awal terhadap
amphibian adalah perkembangan telur yang bercangkang dan berisi kuning telur
(Kimball, 1999).
Kelas Reptilia suatu kelompok yang beraneka
ragam dengan banyak garis keturunan yang sudah punah, saat ini diwakili oleh
sekitar 7000 spesies, sebagian besar kadal, ular, penyu atau kura-kura dan
buaya ini adalah pengelompokan tradisional dan didasarkan pada kemiripan semua
tetrapoda tersebut. Reptilian
memiliki beberapa adaptasi untuk kehidupan didarat yang umunya tidak ditemukan
pada amphibian. Sisik yang mengandung protein keratin membuat kulit reptilia
kedap air, sehingga membantu mencegah dehidrasi di udara kering. Dan masih
banyak lagi cirri-ciri khusus dari kelas reptilia (Campbell, 1999).
Reptilia
merupakan sekelompok vertebrata yang menyeseuaikan diri ditempat yang kering di
tanah. Penandukan atau cornificatio
kulit dan squama atau carpace untuk menjaga banyak hilangnya
cairan dari tubuh pada tempat yang kering atau panas. Nama kelas ini diambil
dari model cara hewan berjalan (Latin : reptum = melata atau merayap) dan studi tentang reptilian disebut Herpetology yang artinya jelata atau merayap (Yunani
: creptes = reptil) (Jasin,
1992).
Keunikan lain yang
dimiliki oleh subordo Serpentes ini adalah seluruh organ tubuhnya termodifikasi
memanjang. Dengan paru-paru yang asimetris, paru-paru kiri umumnya vestigial
atau mereduksi. Memiliki organ perasa sentuhan (tactile organ) dan reseptor yang disebut Organ Jacobson ada pula
pada beberapa jenis yang dilengkapi dengan Thermosensor. Ada sebagian famili
yang memiliki gigi bisa yang fungsinya utamanya untuk melumpuhkan mangsa dengan
jalan mengalirkan bisa ke dalam aliran darah mangsa (Yatim, 1985).
Reptilia
merupakan
kelompok hewan darat yang pertama yang sepanjang
hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri
umum kelas ini yang membedakan dengan kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya
tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan
tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub ordo tertentu mengalami
pergantian kulit . Pergantian kulit secara total terjadi pada anggota sub-ordo
ophidia dan pada anggota sub-ordo lacertilia pergantian kulit terjadi secara
sebagian. Sedangkan pada ordo chelonia dan crocodilia sisiknya hampir tidak
pernah mengalami pergantian atau pengelupasan. Kulit pada reptil memiliki
sedikit sekali kelenjar kulit (Jasin, 1992).
Ada 4 tipe gigi yang
dimiliki Subordo Serpentes, yaitu Aglypha (tidak memiliki gigi bisa) Contohnya
pada Famili Pythonidae, dan Boidae. Proteroglypha (memiliki gigi bisa yang
terdapat di deretan gigi muka). Contohnya pada Famili Elapidae dan Colubridae. Solenoglypha
(memiliki gigi bisa yang bisa dilipat sedemikian rupa pada saat tidak
dibutuhkan). Contohnya pada Famili Viperidae. Ophistoglypha (memiliki gigi
bisanya yang terdapat di deretan gigi belakangnya) Contohnya pada Famili
Hydrophiidae. Ada sebagian famili yang memiliki gigi bisa yang fungsinya
utamanya untuk melumpuhkan mangsa dengan jalan mengalirkan bisa ke dalam aliran
darah mangsa (Djuhanda, 1983).
Famili Colubridae
memiliki ciri yang dapat membedakan dengan famili yang lain diantaranya sisik
ventralnya sangat berkembang dengan baik, melebar sesuai dengan lebar perutnya.
Kepalanya biasanya berbentuk oval dengan sisik-sisik yang tersusun dengan
sistematis. Ekor umumnya silindris dan meruncing. Famili ini meliputi hampir
setengah dari spesies ular di dunia. Kebanyakan anggota famili Colubidae tidak
berbisa atau kalaupun berbisa tidak terlalu mematikan bagi manusia. Gigi
bisanya tipe proteroglypha dengan bisa haemotoxin Genusnya antara. lain:
Homalopsis, Natrix, Ptyas, dan Elaphe (
Djuhanda, 1982).
1.2
Tujuan Praktikum
Praktikum
ini bertujuan untuk mengamati dan mengenal morfologi beberapa spesies anggota Reptilia.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Tiga ordo Reptilia hidup yang terbesar dan paling
beraneka ragam adalah Chelonia (kura-kura), Squama (kadal dan ular), dan Crocodila (buaya dan alligator).
Kura-kura berkembang selama zaman mezoikum dan hanya sedikit berbah sejak saat
itu. Cangkangnya yang umumnya keras suatu adaptasi yang melindungi
dirinya dari predator. Kadal adalah reptilian yang paling banyak jumlahnya dan
beraneka ragam yang hidu saat ini. Sebagian besar di antaranya berukuran relatif
kecil. Mungkin mereka mampu bertahan hidup melewati bencana (Campbell, 1999).
Semua Reptil bernafas
dengan paru-paru. Jantung pada reptil memiliki 4 lobi, 2 atrium dan 2
ventrikel. Pada beberapa reptil sekat antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri
tidak sempurna sehingga darah kotor dan darah bersih masih bisa bercampur.
Reptil merupakan hewan berdarah dingin yaitu suhu tubuhnya bergantung pada suhu
lingkungan atau poikiloterm. Untuk mengatur suhu tubuhnya, reptil melakukan
mekanisme basking yaitu berjemur di bawah sinarmatahari. Saluran ekskresi Kelas
Reptilia berakhir pada kloaka. Ada dua tipe kloaka yang spesifik untuk ordo-ordo
reptilia. Kloaka dengan celah melintang terdapat pada Ordo Squamata yaitu
Sub-ordo Lacertilia dan Sub-ordo Ophidia. Kloaka dengan celah membujur yaitu
terdapat pada Ordo Chelonia dan Ordo Crocodilia (Irfan, 2010).
Secara eksternal, dalam
hubungannya dengan skeleton, penyu berspesialisasi tinggi, namun secara
internal berpola sederhana seperti nenek moyang mamalia. Tubuh terlindungi di
antara karapaks dan plastron. Plastron itu terbagi-bagi transversal sehingga
memudahkan bergerak, sedang karapaks kurang memungkinkan pergerakan.
Panjang tubuh kurang lebih 1 m, dengan berat kurang lebih 200 kg, kepala dengan
leher, ekor dan kaki semuanya menonjolke luar di antara karapaks dan plastron.
Dua lubang hidung di dekat ujung anterior kepala. Mata lateral, dengan kelopak
mata atas dan bawah, mempunyai membrane niktitans. Tidak ada telinga luar.
Membran timpani tertutup dengan selapis kulit (Mukayat, 1989).
Anggota Lacertilia,
lidah berkembang baik dan dapat digunakan sebagai ciri penting untuk
identifikasi. Semua reptil memiliki gigi kecuali pada ordo testudinata. Pada
saat jouvenile, reptil memiliki gigi telur untuk merobek cangkang telur untuk
menetas, yang kemudian gigi telur tersebut akan tanggal dengan sendirinya saat
mencapai dewasa. Beberapa jenis reptil memiliki alat pendengaran dan ada yang
yang dilengkapi telinga luar atupun tidak. Pada beberapa jenis lainnya, alat
pendengaran tidak berkembang. Mata pada reptil ada yang berkelopak dan ada yang
tidak memiliki kelopak mata. Kelopak mata pada reptil ada yang dapat digerakkan
dan ada yang tidak dapat digerakkan dan ada juga yang berubah menjadi lapisan
transparan (Irfan, 2010).
Hydrophiidae merupakan
famili dari ular akuatik yang memiliki bisa yang tinggi. Tipe gigi bisa yang
dimiliki anggota famili ini kebanyakan Proteroglypha
dengan tipe bisa neurotoxin. Biasanya
warnanya belang-belang dan sangat mencolok. Bagian ekor termodifikasi menjadi
bentuk pipih seperti dayung yang befungsi untuk membantu pergerakan di
air. Persebaran anggota famili ini di perairan tropis yaitu kebanykan di
Samudra Hindia dan Samudra Pasifik bagian barat. Untuk spesies Pelamis
platurus persebarannya hingga Samudra Pasifik Timur dan untuk Aipysurus
laevis cenderung untuk hidup di daerah terumbu karang. Kebanyakan hidup di
dasar laut dengan sesekali naik ke permukaan untuk bernafas (Iskandar, 2000).
Ular merupakan salah
satu reptil yang paling sukses berkembang di dunia. Ular dapat diketemukan di
gunung, hutan, gurun, dataran rendah, lahan pertanian, lingkungan pemukiman,
sampai ke lautan. Sebagaimana hewan berdarah dingin, ular semakin jarang
diketemukan di tempat-tempat yangdingin seperti puncak-puncak gunung dan daerah
padang salju atau kutub ( Djuhanda, 1983).
Banyak jenis-jenis ular
yang sepanjang hidupnya berkelana di pepohonan dan hampir tidak pernah
menyentuh tanah. Ada jenis lainnya yang hidup melata di atas permukaan tanah
atau menyusup-nyusup di bawah serasah atau tumpukan bebatuan. Sementara
sebagian yanglain hidup akuatik atau semi akuatik di sungai-sungai, rawa, danau
dan laut (Brotowidjoyo, 1989)
Subordo serpentes
dikenal dengan keunikannya yaitu merupakan Reptilia yang seluruh anggotanya
tidak berkaki (kaki mereduksi) dari ciri-ciri ini dapat diketahui bahwa semua
jenis ular termasuk dalam subordo ini. Ciri lain dari subordo ini adalah
seluruh anggoanya tidak memiliki kelopak mata. Sedangkan fungsi pelindung mata
digantikan oleh sisik yang transparan yang menutupinya. Berbeda dengan anggota
Ordo Squamata yang lain, pertemuan tulang rahang bawahnya dihubungkan dengan
ligament elastic (Brotowidjoyo, 1989).
sistem ekskresinya,
terdapat kandung kemih tetapi kotoran/ekskret bersifat semisolid (setengah
keras) seperti pada burung dan dikeluarkan langsung melalui kloaka bersama
tinja. Ekskret itu mengandung urat, bagian dari air kencing, yaitu bahan
berwarna putih dan biasanya sebagai garam Na dan mengandung zat kapur
(Brotowidjojo, 1989).
Fertilisasi dilakukan
secara internal. Tokek jantan mempunyai hemipenis (seperti pada penyu) dekat
kloaka. Pada waktu kopulasi, organ itu dimasukkan ke dalam kloaka tokek betina.
Kebanyakan perkembangan telur terjadi di alam bebas. Telur yang diletakkan
ditanah berkulit keras. Embrio dikelilingi oleh amnion, chorion, dan alanthois.
Menetasnya hewan muda seperti burung, yaitu kulit telur dipecahkan. Hewan muda
merupakan miniatur dari hewan dewasa (Brotowidjojo, 1989).
Udara masuk melalui
hidung (Nares ekternal), pada reptilia yang hidup diair terdapat vellum dan
kemudian melalui glottis senagai celah lidah (Lingua) menuju ke laring. Laring tersusun atas tulang
rawan tiga buah dan beberapa pasang pita suara. Selanjutnya berhubungan dengan
trakea yang tersusun atas gelang-gelang tulang rawan. Trakea bercabang menjadi
dua bronchi, yang selanjutnta masing-masing menuju ke paru-paru. Paru-paru
terbagi atas beberapa bagian interior yang lebih kompleks daripada ampbhia yang
mengandung capilair pulmonalis (Jasin, 1992).
Jantung pada ular
terletak di bagian anterior ventral dari rongga thorax, terdiri dari sinus venosus yang kecil yang berfungsi
menerima darah dari vena, dua buah auricular dan dua ventrucula antara
ventricular terdapat septum yang umumnya tidak sempurna karena masih terdapat foramen panizzae. Darah dari vena akan
masuk ke dalam jantung melalui sinus venosus, auriculum dextra, ventruculum
dextra, arteri pulmonalus dari paru-paru darah kembali masuk ke auriculum
sinestra dan akan terus ke ventriculum sinestra (Widyanti, 2013).
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu
dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Maret 2015 pada pukul 08.00-10.00 WIB,
bertempat di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya.
3.2 Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan
pada praktikum ini adalah bak preparat, dan pinset. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah Chelonia midas,
Gecko gecko, Hemidactylus frenatus, Mabouya multifaciliata, Naja hannah, dan Phyton reticulatus.
3.3 Cara
Kerja
Diambil sampel hewan
yang akan diamati. Selanjutnya diletakkan di baki bedah, dan diamati
bagian-bagian atau morfologinya secara seksama. Selanjutnya digambar, diberi
keterangan beserta klasifikasi, dan deskripsikan hewan tersebut
BAB
4
HASIL
4.1.
Gecko gecko
Klasifikasi:
Filum : Chordata
Klas : Reptilia
Famili : Geckonidae
Genus : Gecko
Spesies:
Gecko gecko
Keterangan:
1. Caput
2. Membran
timpani
3. Organon
visus
4. Rima
oris
5. Caudal
6. Digiti
7. Squama
Deskripsi:
Tokek adalah
jenis hewan reptilia kecil yang umumnya banyak ditemukan di daerah beriklim
sedang dan iklim tropis termasuk indonesia (Asia
Tenggara). Tokek adalah nama umum untuk menyebut cecak besar. Tokek
lebih sering ditemukan di daerah sekitar Khatulistiwa dan belahan bumi bagian
selatan. Tokek mempunyai kemampuan luar biasa dan sangat terkenal yaitu mereka
mampu berjalan di permukaan vertikal yang sangat halus seperti kaca. Tokek
mempunyai rambut-rambut kecil pada kakinya yang menempel pada permukaan seperti
bantalan pengisap (Sridianti, 2013).
4.2.
Ahaetulla frasina
Klasifikasi:
Filum : Chordata
Klas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Columbridae
Genus :
Ahaetulla
Spesies:
Ahaetulla frasina
Keterangan:
1. Caput
2. Organon
visus
3. Rima
oris
4. Caudal
5. Truncus
Deskripsi:
Ular ini berwarna
hijau, panjang dan amat ramping. Terkadang ada pula yang berwarna coklat
kekuningan atau krem keputihan, terutama pada hewan muda. Panjang tubuh
keseluruhan mencapai 2 m, meski kebanyakan sekitar 1,5 m atau lebih. Lebih dari
sepertiganya adalah ekornya yang kurus seperti cambuk. Kepala panjang meruncing
di moncong, jelas lebih besar daripada leher yang kurus bulat seperti ranting
hijau. Mata besar, kuning, dengan celah mata (pupil) mendatar. Pipi dengan
lekukan serupa saluran horizontal ke arah hidung, memungkinkan mata melihat
dengan pandangan stereoskopik dan memperkirakan lokasi mangsa dengan lebih
tepat. Sisi atas tubuh hijau terang atau hijau agak muda, merata hingga ke ekor
yang biasanya sedikit lebih gelap (Djuhanda, 1982).
4.3.
Mabouya multifaciliata
Klasifikasi:
Filum : Chordata
Klas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Scinidae
Genus :
Mabouya
Spesies:
Mabouya multifaciliata
Keterangan:
1. Caput
2. Organon
visus
3. Rima
oris
4. Caudal
5. Digiti
Deskripsi:
Ciri-ciri
morfologi dari kadal adalah bagian-bagian kadal dibagi menjadi empat yaitu
kepala, leher, badan dan ekor. Pada bagian kepala terdapat hidung, mata,
mulut, pada mulut terdapat choana
priver, dentes, palatum, choana sekunder, ostium tubuli auditif, faring rima
glatis dan lingua titida pada kadal alat pendengarannya
berupa membran timpani. Pada alat geraknya kadal mempunyai empat kaki dimana
pada bagian depan terdiri dari branchium dibagian paling atas, ante branchium
dibawah branchium, manus adalah telapak tangan dan digiti terdapat 5 pasang.
Pada tiap digiti terdapat cakar-cakar yang berfungsi untuk membunuh mangsa.
Pada kaki bagian belakang terdiri dari femur, crus, pes dan digiti (Sridianti,
2013).
4.4. Chelonia midas
Klasifikasi:
Filum : Chordata
Klas : Reptilia
Ordo : Testudinata
Famili : Chelonidae
Genus :
Chelonia
Spesies:
Chelonia midas
Keterangan:
1. Caput
2. Organon
visus
3. Rima
oris
4. Caudal
5. Plastron
6. Karapaks
Deskripsi:
Ordo Testudinata
mempunyai tubuh bulat pipih dan umumnya relatif besar, terbungkus oleh perisai.
Perisai sebelah dorsal cembung disebut carapace
sedang perisai sebelah ventral datar disebut plastron. Kedua bagian perisai itu
digabungkan pada bagian lateral bawah, dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat
tanduk yang tebal, tidak mempunyai gigi, tapi rahang berkulit tanduk sebagai
gantinya. Tulang kuadrat pada cranium mempunyai hubungan bebas dengan rahang
bawah, sehingga rahang bawah mudah digerakkan, tulang rahang belakang thorak
dan tulang costae (rusuk) biasanya
menjadi satu dengan perisai. Telur diletakkan dalam lubang pasir atau tanah.
Extremitas sebagai alat gerak baik didarat maupun di air (Djuhanda, 1982).
BAB 5
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Ahaetulla frasina, Gecko gecko, dan
Mabouya multifaciliata termasuk
kedalam ordo Squamata.
2. Chelonia midas termasuk
kedalam ordo Testudinata karena memiliki tempurung yang keras yang digunakan
untuk menutupi tubuhnya.
3. Chelonia midas memiliki
tempurung yang terbagi atas karapaks pada bagian atas dan plastron pada bagian
bawah.
4. Mabouya multifaciliata dapat
memutuskan ekornya ketika keadaan bahaya karena memiliki kemampuan autotomi.
5. Ahaetulla frasina termasuk
dalam ordo Squamata yang memiliki bisa menengah.
DAFTAR
PUSTAKA
Brotowidjoyo.
1989. Zoologi. Surabaya: Penebar
Swadaya.
Campbell,
N. A. 1999. Biologi: Edisi Kelima Jilid
Dua. Jakarta: Erlangga.
Djuhanda,
T. 1982. Pengantar Anatomi Pebandingan
Vertebrata I. Bandung: Armiko.
Djuhanda,
T. 1983. Anatomi dari Empat Spesies Hewan
Vertebrata. Bandung: Armiko.
Irfan,
Fahmi. 2010. Pengklasifikasian Reptilia.
http://duniareptilia.co.id/pengklasi
fikasian-reptilia.html. Diakses tanggal 25 Maret 2015.
Iskandar,
D.T. 2000. Turtles and Crocodiles of
insular Southeast Asia and New Guinea. Bandung: PAL Media Citra.
Jasin,
M. 1992. Sistematika Hewan (Invetebrata dan Vetebrata). Surabaya: Sinar
Media.
Kimball,
J. W. 1999. Biologi Edisi ke Lima jilid
Tiga. Jakarta: Erlangga.
Mukayat,
D. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta:
Erlangga.
Sridianti.
2013. Klasifikasi dan Deskripsi Anggota
Kelas Reptilia. http://www.
sridianti.com/klasifikasi-dan-deskripsi-anggota-kelas-reptilia.html. Diakses
tanggal 25 Maret 2015.
Widyanti.
2013. Laporan Reptilia. http://www.widyanti.blogspot.com/laporan-reptilia.html. Diakses
tanggal 25 Maret 2015.
Yatim, W. 1985. Biologi Jilid Dua. Bandung: Tarsito.
Tambahkan Komentar